Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antrean Pembuatan Kartu Identitas Anak di Ciputat Mengular hingga Jalan Raya

Kompas.com - 25/07/2019, 22:42 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Ribuan warga di Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, harus rela mengantre untuk pembuatan Kartu Identitas Anak (KIA).

Bahkan banyak diantaranya yang datang sejak pukul 05.00 WIB.

Pantauan di lapangan, Kamis (25/7/2019), menunjukkan lebih dari seribu orangtua dan anak antre hingga mengular ke Jalan Raya Supratman, depan aula Kelurahan Pondok Ranji, Kecamatan Ciputat Timur, Tangsel.

Petugas Satpol PP yang bertugas di Kecamatan Ciputat Timur Anwar mengatakan, antrean tersebut sempat ricuh akibat banyak anak yang tidak kebagian kuota.

"Sempat ada yang protes dari ibu-ibu karena tidak kebagian kuota, akhirnya ada penambahan, tapi masih ada yang tidak dapat yang tidak kebagian sudah pada pulang," kata Anwar, seperti dikutip Antara.

Tiara, ibu dua anak warga kelurahan Pondok Ranji mengaku datang dari pukul 07.00 pagi. Meski lebih dulu datang dan mendapat nomor antrean 67, satu dari dua anak yang dia daftarkan tidak mendapatkan KIA.

"Punya dua anak, tapi yang dapat satu, katanya tanggung. Soalnya usia anak saya yang 4 tahun bakal bikin lagi di umur 5 tahun," kata Tiara.

Sementara itu, Kepala Seksi Identitas Penduduk pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Tangsel, Mira Anggraeni menyatakan, kuota pembuatan Kartu Identitas Anak (KIA) di Ciputat Timur ditambah karena banyaknya pemohon dan ada protes dari warga.

Mira mengatakan, kuota awal yang ditetapkan oleh Disdukcapil Kota Tangerang Selatan, yakni 500 anak untuk enam kelurahan yang ada di Kecamatan Ciputat Timur.

Penetapan kuota itu, kata dia, mempertimbangkan kemampuan para petugas dan kekuatan mesin pencetak kartu untuk menyelesaikan pembuatan KIA dalam satu hari.

"Kuota tersebut berdasarkan kemampuan dua mesin cetak dan operator, tapi begitu dilihat pemohonnya di sini banyak, akhirnya kita tambah lagi kuotanya 100, jadi total 600 anak pada hari ini," kata Mira.

Jumlah petugas hanya 11 orang dibantu oleh beberapa orang dari masing-masing kelurahan.

"Kalau lebih dari itu dikhawatirkan tidak cukup untuk satu hari penyelesaiannya," katanya.

Mira sudah memperkirakan tingginya animo masyarakat untuk pembuatan KIA. Dia membenarkan adanya antrean yang membludak hingga ke jalan dan adanya warga yang datang antre sejak subuh.

"Kita juga pakai aula kelurahan untuk menampung pemohon, kebetulan karena aulanya lebih besar daripada aula kecamatan," katanya.

Ia juga menyatakan ratusan anak yang tidak mendapatkan KIA diarahkan orangtuanya untuk membuat di Kantor Disdukcapil Tangsel dan Living World.

"Di Living World kuota KIA 150 per hari, yang belum mendapatkan bisa ke sana," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Diwarnai Aksi Lempar Botol dan Batu, Unjuk Rasa di Patung Kuda Dijaga Ketat Polisi

Megapolitan
Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Basarnas Resmikan Unit Siaga SAR di Kota Bogor

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Ratusan Orang Tertipu Beasiswa S3 ke Filipina, Total Kerugian Hingga Rp 6 Miliar

Megapolitan
Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Farhat Abbas Daftar Jadi Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Siswa SMP di Palmerah Ditemukan Gantung Diri di Kamarnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com