DEPOK, KOMPAS.com - Belakangan ini viral diperbincangkan unggahan dari seseorang yang mengaku lulusan baru (fresh graduate) Universitas Indonesia (UI) yang isinya kecewa dapat tawaran gaji Rp8 juta dari sebuah perusahaan.
Isi unggahan itu yakni, "Jadi tadi gue diundang interview kerja perusahaan lokal dan nawarin gaji kisaran 8 juta doang. Hello meskipun gue fresh graduate gue lulusan UI, Pak. Universitas Indonesia. Jangan disamain sama fresh graduate dengan kampus lain dong ah. Level UI mah udah perusahan luar negeri. Kalau lokal mah oke aja, asal harga cocok".
Unggahan itu langsung viral di media sosial twitter bahkan tagar ‘Lulusan UI’ juga bertengger di trending Twitter belakangan ini.
Kepala Kantor Humas dan KIP UI Rifelly Dewi Astuti menyatakan hal tersebut merupakan bentuk ekspresi anak muda melalui media sosial.
Meski demikian, ia tak mau menanggapi lebih banyak lantaran belum mengatahui identitas pengunggahnya.
Baca juga: Viral Postingan Fresh Graduate Protes Gaji Rp 8 juta, Ini Tanggapan UI
Ia menyayangkan, adanya sikap seperti itu apabila memang benar pemilik akun itu adalah alumni UI.
Kepala Career Development Centre Universitas Indonesia (CDC UI) Sandra Fikawati juga angkat bicara. CDC UI memiliki fungsi membekali mahasiswa-mahasiswa UI untuk siap memasuki dunia kerja.
Dari CDC UI itu juga banyak informasi lowongan kerja dari para alumni-alumni UI yang sudah bekerja di berbagai perusahaan untuk disebar ke para mahasiswa tingkat akhir.
Sandra mengatakan, pihaknya selalu memberikan pelatihan kepada mahasiswa sebelum mereka lulus, sebagai bekal untuk mereka mencari pekerjaan. Salah satunya mengajarkan mahasiswa untuk mengenal kemampuannya masing-masing.
Ia juga mengajarkan apabila gaji bukanlah yang utama dalam memilih kerjaan.
Baca juga: Survei Membuktikan, 83 Persen Perusahaan Puas dengan Kinerja Alumni UI
Selain itu, ia menuturkan karakter rendah hati saat bekerja juga diajarkan agar mahasiswanya dapat berkarakter kuat.
Mahasiswa juga diajar teknis menghadapi wawancara kerja. Salah satunya adalah dengan mengenali bidang kerja perusahaan dan kemampuan perusahaan menggaji karyawan.
"Jadi jangan tiba-tiba kita dipanggil wawancara, terus kita nggak tahu kemampuan perusahaan mengeluarkan gaji berapa, eh malah nawarnya asal besar. Kan begini keliru juga," kata Sandra.
Dengan adanya pelatihan mahasiswa itu, ia berharap mahasiswa cepat dipanggil perusahaan untuk bekerja.