DEPOK, KOMPAS.com - Setelah peristiwa penembakan polisi di ruang Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Cimanggis, pelayanan di sana berjalan normal kembali.
Pantauan Kompas.com pada Jumat (26/7/2019) pukul 09.00 WIB, Polsek Cimanggis tetap buka dan memberi layanan seperti biasa.
Di depan kantor itu, terdapat banyak anggota polisi yang tengah duduk-duduk berjaga.
Sementara itu, ruang SPK yang menjadi lokasi penembakan Brigadir Rangga Tianto terhadap Bripka Rahmat Efendy juga tidak diberi garis polisi. Ruangan tersebut tampak bersih tanpa sisa darah.
Ruangan tersebut tampak dijaga oleh beberapa anggota dari Polsek Cimanggis.
Baca juga: Korban Penembakan, Bripka RE Akan Dimakamkan di Jongol
Ada sekitar lima warga yang tengah mengantre di ruangan SPK tersebut untuk membuat laporan kepolisian.
Sementara itu, ruangan yang mengurus surat keterangan catatan kepolisian
(SKCK) pun telah banyak warga yang mengantre.
Salah satu warga Cimanggis, Nina menyatakan, tak kesulitan mengurus SKCK.
"Enggak kesulitan, tadi sudah jadi kok ini SKCK-nya. Tadi memang sempat ditutup, terus beberapa saat langsung boleh masuk," kata Nina.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, peristiwa penembakan di Polsek Cimanggis diduga disebabkan oleh seorang anggota polisi yang terpancing emosi.
Anggota polisi berpangkat brigadir dengan inisial RT emosi lantaran rekannya, Bripka RE menolak permintaannya dengan nada kasar.
Keduanya tengah menangani kasus tawuran.
Awalnya, Bripka RE mengamankan seorang pelaku berinisial FZ dengan barang bukti senjata tajam.
Tak lama, orangtua FZ datang ke kantor Polsek Cimanggis didampingi Brigadir RT dan Brigadir R.
Baca juga: Berawal dari Emosi, Ini Kronologi Polisi Tembak Polisi di Polsek Cimanggis
Kedua polisi yang datang bersama orangtua FZ meminta Bripka RE untuk melepaskah FZ.
"Mereka meminta FZ dibebaskan, namun ditolak oleh Bripka RE," kata Argo saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat.
Brigadir RT merasa penolakan yang disampaikan Bripka RE bernada kasar.
Tak terima dengan perlakuan tersebut, Brigadir RT kemudian pergi menuju ruangan lainnya yang bersebelahan dengan ruangan Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Cimanggis.
Ia mengambil sebuah senjata api jenis HS 9.
"Lalu, dia (Brigadir RT) menembak Bripka RE sebanyak tujuh kali tembakan pada bagian dada, leher, paha, dan perut," ungkap Argo.
Akibatnya, Bripka RE meninggal di tempat kejadian perkara (TKP).
Jenazah Bripka RE telah dibawa ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur untuk keperluan autopsi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.