Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penampungan Anjing Ilegal Semanggi, dari Berkedok Kios Rokok hingga Dijagai Preman

Kompas.com - 27/07/2019, 08:18 WIB
Walda Marison,
Farid Assifa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Jakarta Animal Aid Network (JAAN) menemukan tempat penampungan anjing ilegal di belakang Plaza Semanggi, tepatnya di pintu keluar Plaza Semanggi, Jakarta Selatan.

Temuan tersebut sempat diposting di akun Instagram @jakartaanimalaidnetwork dalam sebuah video yang diunggah beberapa waktu lalu.

Dalam video tersebut terlihat beberapa anjing dikurung dalam sebuah bedeng dilengkapi satu jendela yang ditutupi besi. Temuan tersebut pun banyak menyita perhatian publik karena JAAN menduga anjing itu akan dijual ke beberapa rumah makan untuk dikonsumsi.

Berikut fakta yang Kompas.com rangkum terkait fenomena penemuan penampungan anjing tersebut.

1. Anjing yang dikumpulkan hasil curian

Co-founder Jakarta Animal Aid Network (JAAN) Karin menduga anjing-anjing yang berada di tempat penampungan ilegal di kawasan Semanggi, Jakarta, merupakan hasil curian.

"Kalau di tempat ini (Semanggi) berbeda. Saya ada sedikit curiga kalau yang di Semanggi itu ambilnya juga dari Jakarta. Jadi mereka ambil dari jalan, ada yang (hasil) curi," ujar Karin, Jumat (26/7/2019).

Baca juga: Penampungan Anjing di Kawasan Semanggi Diduga Menadah Anjing-anjing Curian

Anjing hasil curian tersebut dikumpulkan di tempat penampungan itu, tetapi tidak dipotong atau dibunuh. Anjing-anjing tersebut kemudian diperjualbelikan ke beberapa tempat pemotongan anjing dan rumah-rumah makan.

"Mereka tidak potong di situ. Mereka kumpulin dulu baru dijual ke Cawang, ke Cibubur," kata dia.

Karin mengaku tidak tahu berapa jumlah anjing di tempat pengepulan di dekat Plaza Semanggi itu. Namun, dia yakin tempat tersebut sudah menjadi penampungan anjing ilegal selama bertahun-tahun.

2. Berkedok warung dan lahan parkir

Kompas.com sempat menyusuri tempat tersebut pada Jumat (26/7/2019). Berdasarkan pantauan, tempat tersebut ditutupi warung rokok dan minuman ringan.

Beberapa motor pun terlihat diparkir di depan warung. Saat mencoba mendekati kandang yang ada di balik warung, tercium bau kotoran anjing yang menyengat.

Terdengar dua sampai tiga kali gonggongan anjing.

3. Daging dijual hingga Rp 40.000

Karin mengatakan, anjing yang ada di tempat penampungan belakang Plaza Semanggi biasanya dijual ke beberapa tempat pemotongan daging dan rumah makan, salah satunya rumah makan lapo (rumah makan khas Batak) di Jakarta.

Umumnya, harga daging anjing berkisar Rp 30.000 hingga Rp 40.000 per kilogram.

"Kalau enggak salah dijual Rp 30.000 sampai 40.000 per kilogram," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Jumat (26/7/2019).

Anjing yang berada di tempat penampungan tersebebut pun kebanyakan merupakan curian dan anjing yang berkeliaran di jalan.

Maka dari itu, dia yakin tempat tersebut dapat menampung dan menjual anjing dalam jumlah banyak.

Terlebih tempat tersebut diyakini Karin sudah menjadi penampungan anjing ilegal selama bertahun-tahun.

4. Dijagai beberapa preman

JAAN sempat mendatangi lokasi tersebut untuk memastikan keberadaan anjing-anjing itu. Namun, saat mereka datang, beberapa preman yang juga tukang parkir di lokasi menghalang-halangi pihak JAA untuk masuk.

Mereka mengatakan tidak ada anjing di lokasi ini.

Bukan hanya preman tersebut yang tidak mau mengaku. Warga sekitar pun terkesan tutup mulut soal keberadaan anjing tersebut.

Baca juga: JAAN: Penampungan Anjing di Belakang Plaza Semanggi untuk Dikonsumsi

Padahal, menurut informasi yang dia dapat, tempat pengepul anjing itu sudah berdiri sejak 15 tahun lalu.

"Sudah 10-15 tahun mereka di situ. Sebenarnya semua orang tahu di situ. Cuma yang dekat  situ mereka tuh takut untuk ngomong," kata Karin lagi.

Saat Kompas.com datang ke lokas pun demikian. Saat ingin mendekati kandang, terlihat beberapa tukang parkir memantau pergerakan Kompas.com dengan penuh curiga.

Kompas.com memutuskan mengambil beberapa foto dan pergi dari lokasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PAN Sebut Warga Depok Jenuh Dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh Dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com