Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mario P Hasudungan Gultom, Pria di Balik Kafe Sunyi yang Pekerjakan Disabilitas

Kompas.com - 27/07/2019, 10:18 WIB
Walda Marison,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Nama kafe Sunyi House of Coffee and Hope mungkin sudah tidak asing lagi di telinga warga Jakarta, khususnya anak–anak muda penggemar kopi. Kafe ini cepat menarik perhatian publik lantaran konsepnya yang terbilang unik, yakni memperkerjakan para penyandang disabilitas.

Walaupun semua sajian di kafe merupakan buatan tangan para penyandang disabilitas, rasanya layak disejajarkan dengan sajian di kafe-kafe terkenal pada umumnya.

Kira–kira siapakah pencetus ide unik ini?

Dia adalah Mario P Hasudungan Gultom, founder dari tempat yang biasa disebut dengan “Kafe Sunyi” ini.

Saat ditemui di Kafe Sunyi, Jalan RS Fatmawati Raya No 15, Cilandak, Jakarta Selatan, pria berumur 25 tahun ini mau menceritakan sejarah berdirinya kafe ini.

Lahirnya Kafe Sunyi berawal dari dua cita-cita yang berbeda.

Saat karyawan penyandang tuna rungu melayani pelanggan di kafe House of Coffee and Hope di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, Kamis (18/7/2019)KOMPAS.com / Walda Marison Saat karyawan penyandang tuna rungu melayani pelanggan di kafe House of Coffee and Hope di Jalan Fatmawati, Jakarta Selatan, Kamis (18/7/2019)

Semua berawal dari keseriusan Mario akan permasalahan kesetaraan di antara manusa. Sedari kecil, Mario memang tumbuh besar dengan ajaran untuk saling tolong-menolong orang yang membutuhkan dan tidak memandang orang sebelah mata.

Keyakinan itulah yang selalu dia pegang hingga ia dewasa.

“Jadi dari SD, SMP, SMA orangtua saya selalu ngajak saya untuk mau membantu orang lain. Bukan nilai kamu sembilan, melainkan sembilan orang yang kamu tolong, itu selalu jadi prinsip saya,” katanya saat ditemui, Selasa (23/7/2019).

Baca juga: Menikmati Uniknya Sunyi House of Coffee and Hope, Kafe Dari dan Untuk Penyandang Disabilitas

Namun, ketika menginjak dewasa, dia juga punya cita-cita lain untuk memiliki sebuah bisnis. Di situlah muncul ide untuk membangun bisnis, tidak hanya berbicara keuntungan, tetapi juga dapat membantu mereka yang membutuhkan. Dari situlah awal mula lahirnya konsep Kafe Sunyi.

“Jadi saya coba gabungkan dua poin itu,” ucap dia.

Ditolak karena ragu

Persisnya konsep itu lahir pada 2016. Namun, apakah seketika ide itu langsung dijalankan? Tentu tidak. Mario berniat mencari rekan bisnis sepemikiran untuk membangun usaha dengan konsep seperti itu.

Namun, yang ada malah penolakan, nada–nada sinis dan ketakutan untuk bekerja sama.

Terang saja, mereka melihat konsep Mario, yakni mempekerjaan kaum difabel, merupakan hal yang riskan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com