Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mulia Nasution
Jurnalis

Jurnalis yang pernah bekerja untuk The Jakarta Post, RCTI, Transtv. Pernah bergiat menulis puisi, cerita pendek, novel, opini, dan praktisi public relations . Kini menekuni problem solving and creative marketing. Ia mudah dijangkau email mulianasution7@gmail.com

Berkaca dari Kasus Nunung: Selebritas, Narkoba, dan Tangis Penyesalan

Kompas.com - 27/07/2019, 17:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PENANGKAPAN kasus narkoba (narkotika dan obat-obat terlarang) yang melibatkan selebritas tenar, tergolong menjadi daya pikat pemberitaan media massa.

Surat kabar, media online, program acara televisi, mengupas secara luas dari bermacam-macam sudut pandang.

Jagat media sosial seperti Facebook, Twitter, YouTube, tak kalah seru mengulik sisi yang berbeda, melakukan modifikasi, bahkan membesar-besarkan masalah secara tajam.

Di lain sisi, kita dapat merasakan aparat keamanan seperti kepolisian, menjadi pahlawan yang heroik. Polisi melakukan press conference, bahkan memberikan ruang kepada media tertentu untuk wawancara eksklusif dengan tersangka.

Baca juga: Jaringan Sabu Kasus Nunung, Penyelundupan Ponsel hingga Keterlibatan Oknum Sipir

Pada kasus terbaru, tertangkapnya komedian Nunung atau Tri Retno Prayudati, atas dugaan pemakaian sabu, baru-baru ini, terkesan dramanya kian semarak.

Tangis berurai air mata, dan penyesalan tiada berhingga, membuat kita memiliki tudingan, “Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tiada berguna.”

Sebagai warga negara, Nunung harus bertanggung jawab kepada perbuatan dirinya. Tiada pula yang perlu kita sedihkan berlarut-larut, toh Nunung akan dapat menjalani semua proses hukum, setelah kita menyaksikan ia begitu kooperatif.

Syukur bila permohonannya agar mendapat asesmen rehabilitasi, dikabulkan polisi. Satu hal yang patut saya sesali, sementara waktu saya kehilangan sosok Nunung sebagai penghibur di acara televise nasional.

Terus-terang, sosok Nunung di acara lawak, khususnya penampilannya di acara Ini Talkshow di Net TV, membuat saya sangat terhibur. Saya menemukan kesegaran, dan spontanitas yang lugas pada karakter maupun perannya.

Baca juga: Babak Baru Kasus Narkoba Nunung, Jaringan yang Terungkap hingga Transaksi di Tiang Listrik

 

Bagi saya ia jenius, talentanya melewati batas standar. Dulu, sebagai pekerja industri televisi, saya paham peran awak creative dalam menata cerita, karakter, plot, skenario acara, sangat besar bagi kesuksesan acara televisi.

Peran awak program demi suksesnya sosok Nunung, memang tak kalah heroik. Mungkin juga seperti kesan heroiknya polisi saat menggerebek rumah Nunung.

Tanpa sentuhan cerdas tim creative, komedian dapat terjerumus menjadi “garing” dalam lawakannya.

Saat Nunung membeberkan penyesalannya yang sangat dalam, saya berharap ia jujur, dan bukan sedang memerankan adegan drama. Tangisnya berurai air mata, semoga bukan tangis buaya darat yang siap memangsa.

"Saya minta maaf sama suami saya. Sebetulnya setiap hari, dia selalu mengingatkan saya 'kapan kamu berhenti'," ujar Nunung.

"Saya ingat tanggal 1 Juli kemarin pas bertepatan ulang tahun suami saya. Saya bilang sama suami saya, 'Yah, minta kado apa'. Suami saya cuma bilang 'saya cuma minta kado kamu berhenti'. Tapi (saya nggak dengerin)," kata Nunung kepada media.

Saya hampir tersedu, menahan tangis. Tayangannya di YouTube membuat mata saya berkaca-kaca. Begitu dramatis penyesalannya. Penyesalan dan tangis air matanya serasa hiburan yang berbeda, dalam wajah tragedi, dan semoga bukan komedi panggung.

Sejauh saya memahami, Nunung telah menjadi korban pergaulan lingkungan artis. Pergaulan sejumlah artis, kadang kala terkesan melewati batas normal, etika, dan menabrak aturan baku tata krama kesopanan.

Anehnya, supaya tetap eksis mereka butuh dukungan narkoba, termasuk sejenis golongan stimulus ampetamin. Sayangnya, orang seperti Nunung menjadi ketergantungan agar tetap percaya diri.

Industri media seperti televisi, tak jarang berlaku seperti drakula penghisap darah bagi talenta yang berhasil menjaga performance dan akurasi rating atau share pada saat si komedian tampil.

Era industri rating atau share, turut menjerumuskan sang artis, dan mungkin juga menjerumuskan pekerja media dalam versi berbeda. Tapi apa mau dikata, itulah faktanya, sang komedian pun rela dieksploitasi karena mereka juga suka aji mumpung.

Stamina harus terjaga. Uang gampang dicari bila ketenaran mencapai puncak. Gegar budaya membuat mereka gamang.

Toh Kalau penonton tak suka lagi, pemilik industri media akan menendang sang komedian ke keranjang sampah.

Sejauh yang saya pahami, Nunung juga salah satu korban jaringan narkoba yang akut. Sebagai anak bangsa, kita prihatin menghadapi serbuan pengedar, pemasok, bahkan bandar besar narkoba.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Latihan Selama 3 Bulan, OMK Katedral Jakarta Sukses Gelar Visualisasi Jalan Salib pada Perayaan Jumat Agung

Megapolitan
Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Gelar Pesantren Kilat di Kapal Perang, Baznas RI Ajak Siswa SMA Punya Hobi Berzakat

Megapolitan
Cerita Ridwan 'Menyulap' Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Cerita Ridwan "Menyulap" Pelepah Pisang Kering Menjadi Kerajinan Tangan Bernilai Ekonomi

Megapolitan
Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Peringati Jumat Agung, Gereja Katedral Gelar Visualisasi Jalan Salib yang Menyayat Hati

Megapolitan
Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Wujudkan Solidaritas Bersama Jadi Tema Paskah Gereja Katedral Jakarta 2024

Megapolitan
Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Diparkir di Depan Gang, Motor Milik Warga Pademangan Raib Digondol Maling

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com