Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mulia Nasution
Jurnalis

Jurnalis yang pernah bekerja untuk The Jakarta Post, RCTI, Transtv. Pernah bergiat menulis puisi, cerita pendek, novel, opini, dan praktisi public relations . Kini menekuni problem solving and creative marketing. Ia mudah dijangkau email mulianasution7@gmail.com

Berkaca dari Kasus Nunung: Selebritas, Narkoba, dan Tangis Penyesalan

Kompas.com - 27/07/2019, 17:42 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Para drakula itu jangan sampai melakukan kartel atas industri maupun perdagangan narkoba. Bila terjadi perang di antara kartel, korbannya yang lebih besar pastilah warga sipil.

Kita perlu belajar dari pengalaman Meksiko yang perang berkepanjangan, melibatkan aparat kepolisian dengan kartel setempat.

Polisi telah bekerja keras. Sejumlah bandar dan toke ditangkap polisi, tapi kita menduga, sejumlah bandar dan toke lain bermain mata dengan oknum yang dapat mereka jinakkan.

Ada yang harus mendapat evaluasi dalam soal pemberantasan narkoba, meski peran BNN (Badan Narkotika Nasional) dan kepolisian, terasa membantu pemberantasan.

Urusan di Kejaksaan dan Persidangan Pengadilan atas kasus narkoba, mungkin lain lagi. Kalau urusan oknum nakal, kita tahu di mana lembaga pun, selalu ada yang bertindak memanfaatkan jabatannya.

Fiksi Narkoba

Sudah sejak lama saya prihatin dengan peredaran narkoba, pemberantasannya seperti ayam dengan telur. Entah mana yang duluan atau lebih awal harus dilakukan.

Apakah Pak Polisi sebagai pengayom masyarakat harus menjadi sangat tegas seperti tindakan Presiden Rodrigo Duterte di Filipina? Bandarnya harus ditembak mati, meski menimbulkan reaksi aktivis hak asasi manusia.

Atau, aparat hukum yang memiliki kewenangan yang harus terus-menerus mendapat evaluasi dalam kebijakannya melakukan pemberantasan.

Atau mungkin, ada yang keliru di dalam sistem tata kelola negara kita. Suatu kali, saya pernah berbincang dengan seseorang yang mengaku dulunya kurir narkoba di Dumai, Riau.

Ia gamblang bercerita soal perannya, kehadiran oknum nakal, dan situasi perjalanan membawa narkoba dari Malaysia ke Dumai. Lautan kita begitu telanjang, bahkan tanpa pengawalan yang memadai.

Pinggir laut menjadi salah satu lokus untuk memasukkan narkoba seperti kasus penyeludupan sabu seberat 1 ton lewat laut, diangkut dengan Kapal Sunrise Glory di selat Philips, perbatasan antara Singapura dan Batam, Februari 2018 lalu.

Pengamatan yang panjang saat menjadi reporter dan eksekutif produser di televisi, mata rantai narkoba yang tak kunjung terbasmi, membuat saya tertarik mengulasnya dalam bentuk karya fiksi.

Dalam satu novel saya yang menunggu diterbitkan, Sangkar Burung Hantu, tema dan benang merah utamanya tentang seluk-beluk peredaran narkoba di Tanah Air.

Lokus ceritanya di Kampung Baru, Jakarta Timur, dan juga di Medan, Sumatera utara. Ini salah satu dialog cerita novel yang dapat saya paparkan:

***

“Kau tahu, baru saja terjadi lagi kehebohan di sini.”

“Kehebohan?”

“Polisi menjebak sindikat narkoba dan kaki-tangannya. Menangkap tiga orang pengedar kawakan,” kata Bondanang, berharap Ratih menerima ajakannya mengobrol.

“Pria yang satu berwajah gelap, rambutnya kriting. Pria satunya lagi tinggi, dan kurus—berkulit kuning langsat. Seorang lagi bertubuh gempal. Polisi menyeret ketiganya ke kantor polisi di Kayu Putih.”

Peredaran narkoba (narkotik, obat berbahaya dan psikotropika) menjadi momok menakutkan di berbagai sudut kota.

Ratih merasa terpancing. Katanya lunak, “Kok tidak pernah kapok-kapok—para pengedar narkotik laknat itu!”

“Mungkin hati nurani mereka telah kelu seperti kelunya lidah manusia dirasuki sifat-sifat jahat Iblis!”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Siswa SMP di Palmerah Sempat Cekcok dengan Kakak Sebelum Gantung Diri

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Saat Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Saat Toko "Saudara Frame" Terbakar, Saksi Dengar Teriakan Minta Tolong dari Lantai Atas

Megapolitan
9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

9 Orang Ambil Formulir Pendaftaran Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Minta Polisi Periksa Riwayat Pelanggaran Hukum Sopir Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI, Pakar: Agar Jera

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com