Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komunitas Jomblo Katolik, Tempatnya Para Single Mencari Kebahagiaan

Kompas.com - 28/07/2019, 06:35 WIB
Vitorio Mantalean,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

Hal ini disengaja, karena, berbeda dengan sekolah atau kampus, tak ada perusahaan atau kantor yang khusus mempekerjakan seseorang beragama tertentu.

Tanpa wadah macam KJK, orang-orang Katolik yang tengah meniti karier dinilai kesulitan menemukan calon pendamping seiman, lantaran ruang gerak yang sempit sebagai kelompok minoritas.

Sulit disangkal, dasar iman yang sama memang hampir selalu jadi prioritas seseorang ketika hendak memilih pendamping hidup.

Baca juga: 7 Kesalahan Wanita Jomblo hingga Sulit Dapat Pacar

“Anak beragama Katolik, umumnya saat sekolah, orangtuanya menyekolahkan di sekolah Katolik. Mayoritas muridnya Katolik juga. Perlu difasilitasi KJK? Enggak, peluang mendapatkan teman atau calon yang sama-sama Katolik masih banyak,” kata Agatha.

Sementara itu, setelah seorang Katolik menekuni karier, lingkaran-lingkaran sosial berlatar belakang kesamaan iman seperti tadi semakin kabur.

“Mau ikut di mana? Acara gereja? Gabung OMK (Orang Muda Katolik) ketuaan. Ikut acara gereja di lingkungan masing-masing, yang datang emak-emak, bapak-bapak, nenek-nenek. Jarang yang usia dewasa muda ikut aktif,” Agatha memaparkan.

“Di situ jadinya, usia kerja yang kami fasilitasi. Peluang mereka kecil di luar sana untuk menemukan teman atau calon seiman, tapi masih gede di sini,” sambungnya.

Perjodohan terselubung

Bisa dibilang, aktivitas KJK bermula dari dunia maya dengan memanfaatkan sejumlah akun media sosial, terutama Facebook.

Namun, Agatha mengakui KJK regional Jakarta sedang agak seret untuk urusan pengelolaan konten media sosial. Itu kendala yang tengah ia hadapi sekarang.

Namun, selain dapat dibaca sebagai masalah, tak optimalnya pengelolaan media sosial tadi juga dapat dipahami sebagai suatu resistensi terhadap arus zaman.

Di tengah arus digitalisasi yang serbacanggih, sampai-sampai urusan jodoh bisa diutak-atik melalui aplikasi kencan, KJK justru melakukan perjodohan dengan cara yang diklaim lebih otentik dan manjur.

 

Agatha menyebut, KJK mengutamakan perjumpaan sebagai pintu masuk perkenalan sejoli.

“Kalau saya secara pribadi, KJK masih perlu dan relevan. Dunia maya oke. Tapi, filter di sana kan bisa ngarang yang bagus-bagus. Kalau perjumpaan riil, kecuali pencitraannya canggih, ketika datang ketemu body language enggak bisa disimpan,” ujar Agatha.

Kadang-kadang, kata Agatha, upaya penjodohan pada sejumlah anggota pun dilakukan oleh para pengurus KJK, terutama regional Jakarta. Sebab, 50 persen anggota KJK regional Jakarta merupakan perantau.

Ada yang lingkup pertemanan, hingga perjodohannya, bergantung pada KJK. Berbagai trik pun disiapkan pengurus untuk proyek penjodohan “terselubung”.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Megapolitan
Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Megapolitan
Ketakutan Pengemudi 'Online' Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Ketakutan Pengemudi "Online" Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD Alami Gangguan Air Mati sejak Senin Dini Hari

Megapolitan
KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

KPU Buka Pendaftaran PPK Buat Pilkada DKI 2024, Ini Tahapan dan Syaratnya

Megapolitan
Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Serangan Mendadak ODGJ pada Pemilik Warung di Koja, Korban Kaget Tiba-tiba Didatangi Orang Bergolok

Megapolitan
Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Polisi: Pria yang Ditemukan Tewas di Apartemen Tebet Diduga karena Sakit

Megapolitan
Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Tanda Tanya Tewasnya Wanita Hamil di Ruko Kelapa Gading...

Megapolitan
Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com