“Kadang ada cowok yang pemalu. Dia suka sama si A, tapi pemalu banget, padahal si A fine-fine aja. Kita dorong deh, kita jadi mak comblang. Kita bikin acara barengan biar bisa ketemu,” kata Agatha.
Dalam lingkup paling luas, KJK rutin menggelar jambore nasional saban tahun yang diikuti anggota-anggota KJK regional.
Jambore nasional inilah yang jadi ladang bersemainya cinta para anggota.
https://www.instagram.com/p/BzHU5FunoJB/
“Kita ada acara yang cukup unik di jambore itu, namanya candlelight dinner. Jangan dibayangkan fine dining,” ujar Agatha.
Agatha bercerita di jambore nasional itu, ada sekitar 300 anggota KJK dari berbagai daerah berkumpul. Tak hanya membahas soal komunitas, tapi para anggota yang hadir juga sudah berniat mencari jodoh.
"Begitu datang, dia sudah screening tuh. Ingetin namanya. Nanti, mereka yang cari jodoh bisa kasih nama ke panitia. Bisa tulis beberapa nama sekaligus. Nanti, panitia bakal tarik mereka gantian, dua-dua ngobrol pakai lilin di alam terbuka, privately,” ia menjelaskan.
Agatha mengklaim, hampir 50 anggota KJK saling berjodoh dalam kesempatan jambore nasional sejak pertama kali dihelat.
Nyaris tiap tahun, ada saja anggota yang jadian dalam jambore.
Dari sana, tak sedikit pula yang melanjutkan hubungan hingga pelaminan. Meskipun melepas status lajang, mereka tak ditendang dari komunitas.
Mereka malah dijuluki “alumni” KJK dan berperan sebagai inspirasi bagi anggota lainnya agar mampu menemukan pendamping seiman.
Di samping urusan jodoh-menjodohkan, para pengurus pun akan berupaya menjaga urusan jodoh ini dalam kondisi sehat, dalam artian monogamis sebagaimana doktrin Gereja Katolik.
“Kalau ada acara, anggota yang berpasangan harus datang dua-duanya, enggak boleh sebelah, menghindari rebutan," ucap Agatha.
Jika ada pasangannya yang tak bisa hadir, maka pengurus KJK akan mengumumkan kalau orang itu sebenarnya sudah "sold out".
"Harus transparan, jangan ada yang jadi hot item, ada yang rebutan. Yang sudah punya pacar atau belum pasti ketahuan,” kata dia.
Walaupun mengakui bahwa para pengurus KJK merancang praktik penjodohan secara implisit, namun Agatha membantah bila komunitas yang telah ia geluti sejak 2012 itu merupakan biro jodoh.