Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bestari: Kalau Pensiun, Saya Datangi Gubernur Anies supaya Jadi Anggota TGUPP

Kompas.com - 31/07/2019, 20:04 WIB
Nursita Sari,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota DPRD DKI Jakarta Bestari Barus secara spontan menyatakan ingin menjadi anggota Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) DKI Jakarta jika dia pensiun sebagai wakil rakyat.

Bestari menyampaikan itu merespons pernyataan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang menyindir dirinya kemungkinan sedang bersiap-siap pensiun.

"Mungkin saya nanti kalau pensiun, saya datangi Pak Gubernur supaya saya jadi salah satu (anggota) TGUPP-nya supaya Pak Gubernur makin tajam memperbaiki Jakarta," ujar Bestari saat dihubungi, Rabu (31/7/2019).

Baca juga: Masalah Sampah Dibawa ke Risma, Anies Sindir Bestari yang Mau Pensiun

Bestari mengakui, masa jabatannya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta memang akan berakhir pada 26 Agustus 2019.

Namun, Bestari menyebut bukan berarti dirinya pensiun sebagai seorang politisi.

"Politisi itu tidak akan pernah pensiun. Saya akan terus membantu Pak Anies dalam menyukseskan tugas-tugasnya nanti ke depan," kata politisi Partai Nasdem itu.

Baca juga: Anies Sebut Bestari Salah Sasaran, Mau Serang Dirinya soal Sampah Malah Kena Gubernur Sebelumnya

Gubernur Anies sebelumnya menyindir Bestari Barus yang kemungkinan sedang bersiap-siap akan pensiun.

Mulanya, wartawan menanyakan pendapat Anies jika Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membantu mengatasi persoalan sampah di Jakarta seperti yang disampaikan Bestari.

Anies kemudian menjawab bahwa dirinya mengapresiasi hal tersebut dan menyinggung Bestari.

"Kita apresiasi pada perhatian dan lain-lain. Kemudian, biarlah Jakarta diurus oleh DPRD Jakarta, oleh Pemprov Jakarta. Jadi, Pak Bestari itu mungkin lagi siap-siap mau pensiun," ujar Anies.

Baca juga: Bestari: Saya Tidak Menyerang Gubernur, Hanya Mengingatkan Pemprov DKI

Bestari mengaku tidak berniat menyerang Anies Baswedan ataupun gubernur-gubernur sebelum Anies terkait pernyataannya soal sampah.

Dia menyebut, DPRD DKI hanya mengingatkan Pemprov DKI Jakarta soal permasalahan sampah Jakarta.

"Saya tidak menyerang gubernur. Saya mengingatkan kepada Pemda DKI, kami mengingatkan, ini kita sudah mendekati darurat sampah dengan mundurnya penyelesaian ITF (intermediate treatment facility)," ujar Bestari.

Bestari menjelaskan, DPRD DKI melakukan studi banding ke Surabaya, Jawa Timur, untuk mendukung Anies dan Pemprov DKI mengatasi permasalahan sampah di Jakarta.

Sebab, Jakarta kemungkinan akan darurat tempat pengelolaan sampah pada 2021 atau 2022.

TPST Bantargebang di Bekasi, kata Bestari, tidak akan mampu lagi menampung sampah Jakarta dalam beberapa tahun ke depan.

Sementara, Bestari menyebut kemungkinan baru ada satu ITF yang rampung dibangun pada 2022, yakni ITF Sunter.

ITF Sunter juga hanya mampu mengolah 2.200 ton sampah per hari, sementara produksi sampah di Jakarta mencapai 7.500 ton per hari.

Karena itu, saat studi banding ke Surabaya, Bestari spontan menyebut akan memboyong Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ke Jakarta untuk membantu mengatasi permasalahan sampah Ibu Kota. Sebab, Risma dinilainya mampu mengatasi persoalan sampah.

"Itu spontanitas, bahwa ternyata ada satu metode yang tenyata baik, bisa diterapkan di Jakarta. Kita tanya 'Bu, kalau begitu, Ibu ke Jakarta deh bantuin kita.' Kenapa? kan enggak ada masalah juga, masak enggak boleh?" kata Bestari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura di Jakpus Prediksi Pendapatannya Bakal Melonjak

Megapolitan
Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Periksa Kejiwaan Anak Pembacok Ibu di Cengkareng, Polisi: Pelaku Lukai Tubuhnya Sendiri

Megapolitan
Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Fahira Idris Paparkan 5 Parameter Kota Tangguh Bencana yang Harus Dipenuhi Jakarta sebagai Kota Global

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com