"Kenapa darurat sampah? Karena ITF-nya mungkin baru jadi satu di 2022. Bantargebang mau tutup dan kapasitas tampung dari ITF itu hanya 2.200 ton. Sampah kita itu 7.500 ton, nah 5.300 tonnya mau ditaruh di mana?" kata Bestari.
Karena persoalan sampah tersebut, saat studi banding ke Surabaya, Bestari pun menyebut akan memboyong Risma ke Jakarta untuk membantu mengatasi permasalahan sampah Ibu Kota. Sebab, Risma dinilainya mampu mengatasi persoalan sampah.
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta sudah berulang kali menyatakan kondisi TPST Bantargebang yang diperkirakan tidak bisa lagi menampung sampah Jakarta mulai tiga tahun lagi.
TPST Bantargebang akan penuh lantaran menerima 7.500 ton sampah dari Jakarta per harinya, baik dari sampah rumah tangga atau permukiman, sampah di perkantoran atau restoran, dan sampah di ruang fasilitas umum.
Baca juga: Masalah Sampah Dibawa ke Risma, Anies Sindir Bestari yang Mau Pensiun
Jumlah sampah yang berhasil diolah di Bantargebang tak sebanding dengan volume sampah yang diterima per hari.
"Kami hanya memindahkan sampah di Jakarta dan taruh di Bantargebang dan kapasitas akan berkurang. Dikhawatirkan tiga tahun ke depan akan penuh di Bantargebang," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Andono Warih, pada 13 Juni lalu.
Kepala Unit Tempat Pengelola Sampah Terpadu Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan, ada tiga kegiatan strategis daerah (KSD) untuk mengatasi masalah sampah Jakarta.
Pertama, mengurangi sampah di sumber. Kedua, optimalisasi TPST Bantargebang. Ketiga, membangun ITF.
"Itu semua untuk mengantisipasi penuhnya TPST Bantargebang. Jadi, tiga KSD gubernur itu tujuannya untuk mengurangi masuknya sampah ke TPST Bantargebang," kata Asep.
Asep menyampaikan, pengurangan sampah di sumber dilakukan dengan meminta warga Jakarta mengurangi produksi sampah rumah tangga sehingga tak selalu berakhir di Bantargebang.
Cara yang bisa dilakukan warga di antaranya bijak menggunakan kantong plastik, membawa tumbler, membawa tempat makan, dan menggunakan tas ramah lingkungan.
Selain itu, Pemprov DKI meminta warga mulai sadar untuk memilah jenis sampah untuk didaur ulang.
Pemprov DKI juga akan memperbanyak bank sampah dan tempat pembuangan sementara (TPS) untuk reuse, reduce, dan recycle (3R) sampah.
Sementara untuk optimalisasi TPST Bantargebang, cara yang dilakukan adalah mengeruk atau menambang sampah-sampah yang sudah lama menumpuk di sana.
Pemprov DKI Jakarta bekerja sama dengan perusahaan semen akan mengolah sampah-sampah itu menjadi energi pengganti batu bara.