JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap memperingati hari ulang tahun Republik Indonesia, kelompok Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) dipilih dari berbagai pelosok tanah air.
Paskibraka memiliki peran penting dalam suatu upacara peringatan detik-detik proklamasi 17 Agustus. Tak heran, putra putri terpilih tanah air yang dinobatkan sebagai Paskibraka menjadi pusat perhatian.
Sama seperti 68 anggota calon paskibraka nasional yang terpilih dari seluruh provinsi di Indonesia yang nantinya akan bertugas pada 17 Agustus 2019 di Istana Merdeka.
Berikut fakta-fakta menarik tentang Paskibraka yang mungkin belum Anda tahu:
Paskibraka pertama kali dicetuskan oleh Idik Sulaiman di tahun 1973.
Awalnya, kepanjangan dari Paskibraka adalah Pasukan Penggerek Bendera Pusaka.
Baca juga: Cerita Rachel, Calon Paskibraka Asal DKI Ingin Wujudkan Impian Keluarga
Kata “penggerek” digunakan dari tahun 1967 sampai 1972. Setelahnya diganti menjadi kata “pengibar”
Lambang Korps Paskibraka berbentuk prisai berwarna hitam yang ujungnya dikeliling warna kuning.
Lambang ini memiliki simbol dengan makna yang mendalam.
Perisai berarti siap membela negara, warna hitam bearti percaya diri, dan warna kuning berarti bangga.
Di tengah perisai, kita menemukan ada sepasang anak Indonesia yang berarti para Paskibraka. Terdapat tiga garis horizon yang berarti nasional, provinsi, dan kota.
Baca juga: Alfaro Ikuti Jejak Ibu dan Kakek Jadi Anggota Paskibraka Nasional
Lalu sang bendera merah putih di dalam perisai yang berarti lambang negara.
Lambang anggota Paskribaka berupa bunga teratai ini berarti lahir di lumpur dan tumbuh di air.
Tiga kelompak bunga yang ke atas yang berarti belajar, bekerja, dan berbakti. Sedangkan tiga kelompak bunga ke samping berarti aktif, disiplin, dan gembira.
Ada tiga formasi di dalam Paskibraka, Pertama, pasukan 17 yang terdiri dari 17 anggota Paskibraka muda, mereka ini bertugas sebagai pengiring.
Kedua, pasukan 8 terdiri dari delapan orang Paskibraka muda, lima putri dan tiga putra yang dikawal anggota TNI atau polisi. Mereka di pasukan 8 merupakan pasukan inti.
Baca juga: Tips dan Trik Jadi Pembawa Bendara bagi Paskibraka Nasional
Pasukan 17 dan pasukan 8 merupakan formasi yang diimpikan para anggota paskibraka.
Kemudian ada juga pasukan 45 yang terdiri dari anggota TNI atau polisi, mereka sebagai pengawal. Angka 17-8-45 diambil dari hari proklamasi Indonesia 17 Agustus 1945.
Di Indonesia setiap tahunnya pun memiliki Paskibraka nasional yang bertugas mengibarkan bendera merah putih saat ulang tahun Republik Indonesia di istana negara.
Namun, menjadi Paskibraka Nasional bukan suatu hal yang mudah. Sebab, ada beberapa penyeleksian untuk menjadi Paskibraka nasional.
Koordinator Pelatih Paskibraka Nasional, Letkol Amar mengatakan, setiap sekolah berhak mengirimkan siswa kelas 2 SMA/SMK/MA untuk ikut seleksi kecamatan.
Kemudian dari seleksi itu, dilakukan lagi seleksi kota.
Baca juga: Letih hingga Kurang Hiburan Jadi Bagian Suka Duka Calon Paskibraka Nasional
Syarat untuk menjadi anggota Paskibraka yakni mencakup tinggi badan, nilai rapor, dan tes kesehatan. Untuk putra, tinggi badan antara 165-175cm. Untuk putri, tinggi badan antara 160-170 cm.
Selain itu kondisi fisik juga turut dinilai seperti tidak berkacamata, kaki tidak tinggi sebelah dan tidak berbentuk O atau X. Sehat jasmani dan rohani.
Setelah lolos, mereka akan masuk tes provinsi pada bulan Mei.
Jika lolos, setiap provinsi akan mengirim dua pasang (dua putra dan dua putri) ke nasional.
Di tingkat nasional, mereka hanya akan memilih satu pasang untuk setiap provinsi.
Jadi ada 68 anak dari 34 provinsi yang akan mengikuti seleksi nasional dan menjadi Paskibraka.
Berada di posisi calon paskibraka bukan hal yang mudah. Setelah mengikuti beberapa proses penyeleksian.
Para paskibraka ini pun juga dituntut untuk disiplin dan memiliki karakter kuat.
Calon Paskibraka Nasional 2019 asal DKI Jakarta, Rachel Emmanuel Miranda Putong menceritakan pengalamannya.
Gadis 18 tahun ini mulanya sempat merasa tidak betah saat dikarantina di Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (PP-PON Kemenpora), Cibubur, Jakarta Timur.
Baca juga: Melihat 68 Anggota Paskibraka Nasional 2019 Berlatih di Bawah Terik Matahari
Menurut siswa kelas 2 di SMA PSKD I Jakarta Pusat itu, banyak aturan yang harus ia patuhi selama di karantina.
Hal tersebut tak lepas dari tujuan utama, yakni menempa para calon Paskibraka Nasional agar memiliki karakter kuat.
Sejak di karantina, ia dan paskibraka lainnya harus bangun pagi, makan dengan cepat, dan baris-berbaris sesuai komando tegas sudah dirasakan oleh mereka.
Bahkan, mereka juga harus bersikap disiplin, sopan, dan tepat waktu.
Para pelatih tak segan-segan menegur bahkan memberikan hukuman kala para calon paskibraka tak mengikuti aturan.
"Jadi kalau melakukan kesalahan yang pasti kami dihukum push up. Itu dilakukan agar kami tidak mengulang kesalahan kami," kata Rachel.
Namun, Rachel mengaku menjalani karantina membuat dirinya mempunyai pengalaman baru, teman-teman baru, dan pengenalan disiplin yang baru.
Di karantina, mereka diajarkan untuk menjadi mandiri sehingga ketika usai pelatihan, mereka tetap menjadi pribadi yang kuat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.