Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Menarik Tentang Paskibraka

Kompas.com - 01/08/2019, 09:39 WIB
Cynthia Lova,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap memperingati hari ulang tahun Republik Indonesia, kelompok Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) dipilih dari berbagai pelosok tanah air.

Paskibraka memiliki peran penting dalam suatu upacara peringatan detik-detik proklamasi 17 Agustus. Tak heran, putra putri terpilih tanah air yang dinobatkan sebagai Paskibraka menjadi pusat perhatian.

Sama seperti 68 anggota calon paskibraka nasional yang terpilih dari seluruh provinsi di Indonesia yang nantinya akan bertugas pada 17 Agustus 2019 di Istana Merdeka.

Berikut fakta-fakta menarik tentang Paskibraka yang mungkin belum Anda tahu:

1. Awal Mula Paskibraka

Paskibraka pertama kali dicetuskan oleh Idik Sulaiman di tahun 1973.

Awalnya, kepanjangan dari Paskibraka adalah Pasukan Penggerek Bendera Pusaka.

Baca juga: Cerita Rachel, Calon Paskibraka Asal DKI Ingin Wujudkan Impian Keluarga

Kata “penggerek” digunakan dari tahun 1967 sampai 1972. Setelahnya diganti menjadi kata “pengibar”

2. Makna Lambang Paskibraka

Lambang Korps Paskibraka berbentuk prisai berwarna hitam yang ujungnya dikeliling warna kuning. 

Lambang ini memiliki simbol dengan makna yang mendalam.

Perisai berarti siap membela negara, warna hitam bearti percaya diri, dan warna kuning berarti bangga.

Di tengah perisai, kita menemukan ada sepasang anak Indonesia yang berarti para Paskibraka. Terdapat tiga garis horizon yang berarti nasional, provinsi, dan kota.

Baca juga: Alfaro Ikuti Jejak Ibu dan Kakek Jadi Anggota Paskibraka Nasional

Lalu sang bendera merah putih di dalam perisai yang berarti lambang negara.

Lambang anggota Paskribaka berupa bunga teratai ini berarti lahir di lumpur dan tumbuh di air.

Tiga kelompak bunga yang ke atas yang berarti belajar, bekerja, dan berbakti. Sedangkan tiga kelompak bunga ke samping berarti aktif, disiplin, dan gembira.

Anggota Paskibraka di latih di Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (PP-PON Kemepora), Cibubur, Jakarta Timur, Rabu (31/7/2019).KOMPAS.com/CYNTHIA LOVA Anggota Paskibraka di latih di Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (PP-PON Kemepora), Cibubur, Jakarta Timur, Rabu (31/7/2019).

 

3. Arti Formasi Paskibraka

Ada tiga formasi di dalam Paskibraka, Pertama, pasukan 17 yang terdiri dari 17 anggota Paskibraka muda, mereka ini bertugas sebagai pengiring.

Kedua, pasukan 8 terdiri dari delapan orang Paskibraka muda, lima putri dan tiga putra yang dikawal anggota TNI atau polisi. Mereka di pasukan 8 merupakan pasukan inti.

Baca juga: Tips dan Trik Jadi Pembawa Bendara bagi Paskibraka Nasional

Pasukan 17 dan pasukan 8 merupakan formasi yang diimpikan para anggota paskibraka.

Kemudian ada juga pasukan 45 yang terdiri dari anggota TNI atau polisi, mereka sebagai pengawal. Angka 17-8-45 diambil dari hari proklamasi Indonesia 17 Agustus 1945.

 

4. Kriteria menjadi Paskibraka Nasional

Di Indonesia setiap tahunnya pun memiliki Paskibraka nasional yang bertugas mengibarkan bendera merah putih saat ulang tahun Republik Indonesia di istana negara.

Namun, menjadi Paskibraka Nasional bukan suatu hal yang mudah. Sebab, ada beberapa penyeleksian untuk menjadi Paskibraka nasional.

Koordinator Pelatih Paskibraka Nasional, Letkol Amar mengatakan, setiap sekolah berhak mengirimkan siswa kelas 2 SMA/SMK/MA untuk ikut seleksi kecamatan.

Kemudian dari seleksi itu, dilakukan lagi seleksi kota.

Baca juga: Letih hingga Kurang Hiburan Jadi Bagian Suka Duka Calon Paskibraka Nasional

Syarat untuk menjadi anggota Paskibraka yakni mencakup tinggi badan, nilai rapor, dan tes kesehatan. Untuk putra, tinggi badan antara 165-175cm. Untuk putri, tinggi badan antara 160-170 cm. 

Selain itu kondisi fisik juga turut dinilai seperti tidak berkacamata, kaki tidak tinggi sebelah dan tidak berbentuk O atau X. Sehat jasmani dan rohani.

Setelah lolos, mereka akan masuk tes provinsi pada bulan Mei.

Jika lolos, setiap provinsi akan mengirim dua pasang (dua putra dan dua putri) ke nasional.

Di tingkat nasional, mereka hanya akan memilih satu pasang untuk setiap provinsi.

Jadi ada 68 anak dari 34 provinsi yang akan mengikuti seleksi nasional dan menjadi Paskibraka.

Presiden Joko widodo menyerahkan Bendera Merah Putih kepada Anggota Paskibraka Perwakilan dari Jawa Timur Fariza Putri S untuk dikibarkan dalam  Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Halaman depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/8/2017).

Kompas/Wisnu Widiantoro (NUT)
17-08-2017KOMPAS/WISNU WIDIANTORO Presiden Joko widodo menyerahkan Bendera Merah Putih kepada Anggota Paskibraka Perwakilan dari Jawa Timur Fariza Putri S untuk dikibarkan dalam Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Halaman depan Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/8/2017). Kompas/Wisnu Widiantoro (NUT) 17-08-2017

 

5. Paskibraka Harus Disiplin dan Bertanggung Jawab 

Berada di posisi calon paskibraka bukan hal yang mudah. Setelah mengikuti beberapa proses penyeleksian.

Para paskibraka ini pun juga dituntut untuk disiplin dan memiliki karakter kuat.

Calon Paskibraka Nasional 2019 asal DKI Jakarta, Rachel Emmanuel Miranda Putong menceritakan pengalamannya.

Gadis 18 tahun ini mulanya sempat merasa tidak betah saat dikarantina di Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga (PP-PON Kemenpora), Cibubur, Jakarta Timur.

Baca juga: Melihat 68 Anggota Paskibraka Nasional 2019 Berlatih di Bawah Terik Matahari

Menurut siswa kelas 2 di SMA PSKD I Jakarta Pusat itu, banyak aturan yang harus ia patuhi selama di karantina.

Hal tersebut tak lepas dari tujuan utama, yakni menempa para calon Paskibraka Nasional agar memiliki karakter kuat.

Sejak di karantina, ia dan paskibraka lainnya harus bangun pagi, makan dengan cepat, dan baris-berbaris sesuai komando tegas sudah dirasakan oleh mereka.

Bahkan, mereka juga harus bersikap disiplin, sopan, dan tepat waktu.

Para pelatih tak segan-segan menegur bahkan memberikan hukuman kala para calon paskibraka tak mengikuti aturan.

"Jadi kalau melakukan kesalahan yang pasti kami dihukum push up. Itu dilakukan agar kami tidak mengulang kesalahan kami," kata Rachel.

Namun, Rachel mengaku menjalani karantina membuat dirinya mempunyai pengalaman baru, teman-teman baru, dan pengenalan disiplin yang baru.

Di karantina, mereka diajarkan untuk menjadi mandiri sehingga ketika usai pelatihan, mereka tetap menjadi pribadi yang kuat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

12 Perusahaan Setor Dividen 2023 ke Pemprov DKI, Nilainya Capai Rp 545,8 Miliar

Megapolitan
Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng Positif Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Ada di Lokasi yang Sama, Anggota Polres Jaktim Mengaku Tak Tahu Rekan Sesama Polisi Pesta Sabu

Megapolitan
Warga Serpong Curhat Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Warga Serpong Curhat Air PDAM Sering Tak Mengalir ke Perumahan

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Jadi Tersangka

Megapolitan
Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Pipa PDAM Bocor, Warga Serpong Tak Dapat Air Bersih Berjam-jam

Megapolitan
Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Antar Mobil Teman, Anggota Polres Jaktim Ikut Ditangkap dalam Pesta Narkoba Oknum Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Wanita Hamil di Kelapa Gading Bukan Dibunuh Kekasih, tapi Tewas Saat Berupaya Menggugurkan Janinnya

Megapolitan
Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Dukcapil DKI Sebut Setiap Warga Terdampak Penonaktifan NIK Dapat Pemberitahuan

Megapolitan
Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Polisi Tangkap Pria yang Minta THR dengan Peras Petugas Minimarket di Cengkareng

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK Pilkada DKI 2024, KPU Butuh 220 Orang untuk TPS di 44 Kecamatan

Megapolitan
2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

2 Pria Dikepung Warga karena Diduga Transaksi Narkoba, Ternyata Salah Paham

Megapolitan
Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Hasil Tes Urine Negatif, Anggota Polres Jaktim Dibebaskan Usai Ditangkap dalam Pesta Narkoba

Megapolitan
Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Terungkap, Wanita Hamil Bersimbah Darah di Kelapa Gading Tewas akibat Menggugurkan Janinnya Sendiri

Megapolitan
Ketakutan Pengemudi 'Online' Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Ketakutan Pengemudi "Online" Antar-Jemput Penumpang di Terminal Kampung Rambutan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com