Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petugas Tercebur, Aksi Keroyok Sampah di Kali Bahagia Besok Gunakan Perahu

Kompas.com - 01/08/2019, 18:26 WIB
Vitorio Mantalean,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Aksi "keroyok sampah" di Kali Bahagia atau Kali Busa di Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi yang dilakukan pada hari ini, Kamis (1/8/2019), rencananya diperpanjang hingga Sabtu (3/8/2019).

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi berencana menerapkan improvisasi pada aksi esok dan Sabtu, salah satunya dengan menghadirkan fasilitas perahu sampah.

"Besok kita pakai perahu rencananya. Perahu untuk ke tengah (kali). Soalnya masih banyak sampah yang memang sudah kedorong, cuma masih tercecer di pinggir-pinggir kali," ujar Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi, Dodi Agus Supriyanto kepada Kompas.com, Kamis.

Baca juga: Keroyok Sampah Kali Bahagia, Petugas Angkut 50 Ton Sampah

Usut punya usut, keputusan menggunakan perahu untuk aksi keroyok sampah Kali Bahagia esok bermula dari peristiwa terceburnya dua orang petugas kebersihan pada aksi hari ini.

Peristiwa itu terjadi ketika mereka bergerak menyusuri aliran kali menggunakan kedebong pisang dan rakit untuk menjangkau sampah-sampah yang sulit dicapai dari bantaran.

"Tadi personel saya yang pakai kedebong pisang sama bambu, kecebur. Sampai HP-nya hilang. Kasihan," kata Dodi.

"Kalau enggak pakai kedebong pisang sama bambu yang kita rakit itu sampahnya enggak bisa ditarik. Karena besok juga tetap harus ada yang ke tengah, jadi butuh perahu," lanjut dia menambahkan.

Rencananya dua unit perahu dari TNI dan BNPB akan membantu aksi keroyok sampah Kali Bahagia yang melibatkan 300 petugas gabungan dari unsur warga, TNI, dan Satpol PP.

Baca juga: BERITA FOTO: Berton-ton Sampah di Kali Bahagia Diangkut

Dodi tidak menargetkan volume spesifik berapa banyak tutupan sampah yang mesti diangkut, melainkan hanya berupaya maksimal sesuai waktu yang ditentukan.

Namun, berkaca dari pengalaman hari ini, pihaknya hanya akan menerjunkan 10 truk sampah, atau selisih 8 truk dari rencana semula. Sebab, aksi keroyok sampah hari ini hanya sanggup mengangkut sampah sebanyak 7 truk.

Tutupan sampah dari arah hulu tampak mulai tipis, namun di arah hilir tutupan sampah masih memprihatinkan.

"50 ton langsung diangkut ke TPA Burangkeng. Kami sudah siapin tadi 23 truk, yang terpakai cuma 7 truk karena tadi alat beratnya tidak bisa menjangkau. Memang masih panjang," ujar Dodi.

"Sekarang kita semampunya dulu, selanjutnya kita rencana akan koordinasi dengan pihak terkait, karena Kali Bahagia harus dinormalisasi, lalu bangunan liar itu harus dibongkar. Intinya targetnya sejauh alat berat bisa menjangkau," ia menjelaskan.

Baca juga: Alat Berat dan Aparat Turun Keroyok Sampah Kali Bahagia, Bekasi

Sebagai informasi, kondisi tutupan sampah anorganik rumah tangga di Kali Bahagia atau Kali Busa begitu memprihatinkan sejak awal 2019.

Tutupan sampah diperkirakan membentang sejauh hampir 2 kilometer dengan ketebalan hampir 1 meter. Bobotnya ditaksir tembus 400 ton.

Akibat tutupan sampah ini, banjir, serangan nyamuk, dan sejumlah penyakit senantiasa menghantui warga sekitar. Pembersihan Kali Bahagia secara efektif sulit dilakukan karena akses alat berat ke bantaran kali terhalau 204 bangunan liar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com