JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Tangerang Selatan Warta Wijaya membantah bahwa Paskibraka asal Tangerang Selatan Aurellia Qurratuaini meninggal karena mengalami kekerasan fisik dari senior saat latihan.
Menurutnya Aurel maupun peserta Paskibraka lainnya hanya diberi latihan fisik biasa dengan standar pembinaan yang sudah diatur.
"Yang pasti kita dalam pola pelatihan pendidikan paskibraka enggak ada yang namanya kekerasan atau pun body contact secara langsung kan enggak ada. Ya semua yang sudah diterapkan diajarkan itu sudah sesuai dengan standar pola pembinaan," ucap Warta saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (3/8/2019).
Baca juga: Ayah Ceritakan Malam Terakhir Sebelum Aurellia Qurratuaini, Paskibraka Tangsel Meninggal
Warta menyebut latihan fisik wajar dilakukan karena anggota paskibraka harus melakukan baris berbaris dalam waktu yang cukup lama.
"Iya karena kan ya paskibraka kita tahu tugasnya membawa bendera duplikat pusaka baris berbaris dengan waktu yang cukup lama, yang sudah pasti dibutuhkan kebugaran sudah pasti butuh fisik yang agak beda dari yang lainnya," ujarnya.
Para anggota paskibraka sendiri diberi latihan fisik dari pukul 07.00 pagi hingga 16.30 sore.
Baca juga: Pihak Keluarga Tidak Akan Bawa Kasus Paskibraka Tangsel Meninggal ke Jalur Hukum
Terkait lebam yang ditemukan di tubuh Aurel, menurut Warta tidak bisa langsung disimpulkan hasil kekerasan yang didapat dari latihan paskibraka.
Ia menyebut lebam tersebut bisa disebabkan oleh banyak faktor.
"Masalah lebam kita juga belum tahu penyebabnya ini apa. Banyak faktor kan. Kalau kami ke anggota kami masih melakukan pendalaman ke anggota masing-masing ada atau tidak (kekerasan). Tapi saya bisa pastikan dalam pola pembinaan kami tidak ada yang namanya unsur-unsur kekerasan," kata dia.
Aurel yang terdaftar sebagai siswa Kelas XI MIPA 3 SMA Islam Al Azhar BSD menghembuskan napas terakhirnya di kediamannya yang berlokasi di Taman Royal 2, Cipondoh, Tangerang.
Baca juga: Ayah Paskibraka yang Tewas: Jika Komplain, Hukuman Akan Semakin Berat
Ayah Aurel, Farid Abdurrahman (42) mengatakan, latihan paskibra yang dijalani anaknya sudah berlebihan. Hal itu dikatakan Farid karena dirinya Purna Paskibraka.
Perlakuan berlebihan itu diberikan oleh para seniornya, bukan para pelatih Paskibra.
"Jadi campur tangan senior di luar pelatih ini ini yang merupakan teror beban psikologis yang sangat luar biasa," ujar Farid saat ditemui Kompas.com, di kediamannya di Perumahan Cipondoh, Tanggerang, Jumat (2/8/2019).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.