Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Listrik Padam di Jakarta Bikin Pusing Ibu Menyusui, Khawatir ASI Perah Mencair

Kompas.com - 05/08/2019, 14:13 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemadaman listrik di wilayah Jabodetabek pada Minggu (4/8/2019) siang hingga malam hari berdampak pada ibu menyusui yang harus menyimpan ASI di lemari es.

Kepada Kompas.com, seorang ibu bernama Gloria mengungkapkan kepanikannya kala rumahnya juga terdampak pemadaman listrik. Gloria memiliki seorang putri yang baru berusia lima bulan.

Sementara itu, ia berprofesi sebagai wartawan yang menuntut dirinya sering meninggalkan rumah. Oleh karena itu, ia selalu menyimpan ASI di lemari es untuk dikonsumsi anaknya.

Baca juga: Ini Wilayah di Jakarta yang Masih Mengalami Pemadaman Listrik

Saat listrik padam di kawasan Jabodetabek, Gloria khawatir stok ASI yang disimpan di lemari es akan basi dan tak lagi bisa diminum bayi. 

"Aku enggak membuka freezer (lemari es) sama sekali biar enggak ada udara masuk dan stok ASI enggak bakal basi," kata Gloria, Senin (5/8/2019).

Gloria menyimpan maksimal empat botol ASI di lemari es saat terjadi pemadaman. Tujuannya adalah menghindari ASI basi dan bisa dikonsumsi oleh anaknya ketika dia bekerja.

Ia menyebut dirinya cukup berjuang untuk memompa ASI tersebut. Oleh karena itu, ia harus mempertimbangkan jumlah botol ASI yang cukup dikonsumsi anaknya hingga malam hari.

Baca juga: Listrik di Sebagian Wilayah Jakarta Kembali Padam, Ini Penjelasan PLN

"Kebetulan ASI-ku juga enggak banyak banget, tapi cukup buat dia (anaknya) minum sampai malam. Yang membuat aku kepikiran adalah ASI itu kan enggak kuat bertahan lama di suhu ruangan biasa, maksimal empat jam, jadi aku enggak memompa terlalu banyak," ungkap Gloria.

"Semalam saja stok ASI hanya cukup sampai tengah malam, terus listrik di rumah padam lagi pas Subuh, anakku jadi rewel. Jadi, perjuangannya bukan hanya stok ASI, anak juga ikut rewel," lanjutnya.

Menurut Gloria, dia pun harus berjuang menenangkan anaknya yang merasa kepanasan saat listrik di rumahnya padam.

Baca juga: Listrik Padam, BPP HIPMI: Kalau di Negara Lain, Menterinya Mundur Sendiri...

Oleh karena itu, ia berharap PLN segera memperbaiki kerusakan yang mengakibatkan pemadaman listrik tersebut.

"Karena enggak ada AC atau kipas angin, mau enggak mau, aku harus gendong terus. Enggaj tega juga melihat anak menangis terus," ujar Gloria.

Seperti diketahui, listrik di sejumlah wilayah di Jawa dan Bali mati total selama sekitar 7 jam pada hari Minggu. Adapun pada Senin pagi, listrik di sejumlah daerah di Jakarta kembali padam, setelah sempat mendapat aliran listrik.

Hingga Senin, Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PT PLN, Dwi Suryo Abdullah mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan kapan aliran listrik di Jakarta kembali normal.

"Mohon doanya semoga hari ini, pagi ini pulih kembali. Saya enggak bisa memastikan pulih berapa jam. Sekarang semua kita pantau dari titik, kita upayakan agar supaya tidak membahayakan dari pada instalasi yang ada," ujar Dwi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com