Dari korsleting tersebut, api langsung menyambar alat sembahyang umat Buddha berbahan kertas yang dijual di ruko tersebut. Api kemudian cepat membesar.
6. Terali sulitkan pemadam
Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Utara, Satriadi Gunawan mengakui, adanya terali di ruko menyulitkan petugas melakukan evakuasi terhadap korban.
"Ya iya, karena kan pengen selamat tapi enggak selamat," kata Satriadi saat dihubungi Kompas.com, Senin.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi lantai dua ruko tersebut terpasang terali besi yang cukup rapat. Hanya ada satu pintu kecil yang berada di tengah-tengah terali.
Setelah tiba, petugas damkar melakukan pemadaman di lantai satu ruko secepat mungkin. Namun, setelah api padam, empat orang korban sudah tewas terbakar.
Satriadi menyampaikan, pihaknya tak bisa melarang warga yang tetap memasang terali di rumah mereka.
Namun, setidaknya warga menyiapkan sebuah jalur evakuasi apabila peristiwa seperti itu terjadi.
Hal ini dibutuhkan untuk mengurangi potensi terjadinya korban setiap adanya peristiwa kebakaran.
"Harus ada pintu exit, jangan ingin aman tapi enggak selamat," ujarnya.
Selain itu, ia menganjurkan agar warga menguasi mitigasi bencana kebakaran.
"Cari tempat terbuka, yang kedua tutup hidung dengan handuk basah biar dapat oksigen. Tapi jangan (melarikan diri) ke kamar mandi," jelasnya.
Satriadi menyebutkan, rata-rata korban kebakaran melarikan diri ke kamar mandi karena mengejar air yang ada di kamar mandi.
Padahal, kata dia, kamar mandi itu cenderung tertutup sehingga apabila asap sudah masuk ke kamar mandi korban bisa jatuh pingsan menghirup asap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.