Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkapnya Peredaran Sabu dengan Modus Pindah-pindah Indekos

Kompas.com - 07/08/2019, 08:37 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pria bernama Deny Alamsyah (35) berpindah-pindah indekos demi melancarkan aksinya berjualan sabu-sabu.

Namun aksinya terakhirnya tercium oleh seorang pemilik indekos yang merupakan purnawirawan Polri.

Ia lantas melaporkan kecurigaannya tersebut ke Polsek Koja Jakarta Utara.

"Awal mula pengungkapan laporan dari masyarakat yang curiga terhadap orang yang menyewa kos-kosan yang bersangkutan. Disampaikan bahwa setelah bayar uang kontrakan tersangka masuk barang tapi tidak kembali sehingga pemilik curiga" kata Kapolres Metro Jakarta Kombes Budhi Herdi Susianto di Mapolres Metro Jakarta Utara, Selasa (6/8/2019).

Polisi kemudian melakukan penelusuran dengan mencari identitas Deny hingga akhirnya mereka mengetahui pelaku tinggal di kawasan Cilincing, Jakarta Utara.

Budhi mengatakan, pihaknya melakukan penyergapan terhadap Deny di sebuah indekos yang berada di Cilincing dan melakukan penggeledahan.

Di sana, Polisi mendapati 20 bungkus narkoba siap edar yang masing-masingnya seberat 100 gram. Jika di akumulasikan total berat dari sabu-sabu itu sekitar 2 Kilogram.

Setelah menangkap Deny, pihaknya kemudian menggeledah indekos yang ia sewa di Koja.

Di sana Polisi kembali mendapati delapan paket sabu-sabu yang terbungkus plastik teh Cina. Masing-masing paket tersebut seberat satu kilogram.

"Jadi totalnya ada 10 kilogram," ucap Budhi.

Dari hasil interogasi, diketahui bahwa Deny memasarkan sabu-sabu tersebut ke sejumlah kawasan di Jakarta Utara.

Modus pindah kos

Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Utara, AKBP Aldo Ferdian mengatakan, sekurang-kurangnya Deny sudah enam bulan mengedarkan barang haram tersebut.

Untuk melancarkan aksinya, Deny kerap kali berpindah-pindah indekos untuk menghilangkan kecurigaan polisi.

“Jadi dia itu kalau habis, cari tempat baru, habis cari tempat baru,” ujar Aldo.

Deny mampu mengedarkan 10 Kg sabu-sabu itu dalam waktu tiga minggu. Setelah barang tersebut habis, ia akan diinstruksikan seseorang melalui pesan singkat untuk berpindah indekos ke alamat yang sudah ditentukan.

Aldo menyampaikan, motif berpindah-pindah kos ini tergolong jarang digunakan di Jakarta.

Biasanya para pengedar lebih sering menggunakan apartemen sebagai pusat pengedaran barang haram tersebut.

"Makanya kamu berterima kasih kepada pemilik (indekos) yang peduli. Begitu ada penghuni yang mencurigakan, mereka melapor kepada kami, ucapnya.

Gunakan kotak kosmetik

Aldo menjelaskan, Deny menggunakan kotak kosmetik untuk membawa sabu-sabu siap edar.

Kotak kosmetik tersebut biasanya dapat memuat dua kilogram sabu-sabu yang sudah di pecah kedalam plastik-plastik kecil berukuran 100 gram.

Sementara saat menyewa indekos, ia akan menyimpan barang haram tersebut ke dalam sebuah koper.

Koper itu digunakan untuk mengelabui pemilik indekos dengan seolah-olah membawa banyak pakaian.

Adapun saat ini, Polisi masih mengembangkan kasus tersebut untuk mencari pemasok narkoba ke Deny.

Penggunaan sistem terputus cukup menyulitkan kepolisian untuk menemukan bandar tersebut.

Terhadap Deny, Polisi menjeratnya dengan pasal 114 Ayat 2 Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika dengan ancaman hukuman seumur hidup atau hukuman mati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com