Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suami Bunuh Istri di Kramat Jati karena Ditolak Berhubungan Intim

Kompas.com - 07/08/2019, 09:36 WIB
Dean Pahrevi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang pria bernama Jumharyono tega membunuh istrinya, Khoriah, di rumah kontrakan mereka di Jalan Dukuh V, Kelurahan Dukuh, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (6/8/2019) dini hari.

Kapolsek Kramat Jati Kompol Nurdin Arahman mengatakan, saat berdebat dengan istrinya, Jumharyono mengambil batu di kamar mandi kontrakan. Dengan batu itu, dia memukul kepala istrinya.

"Di samping almarhum ada gunting dan pisau. Pada saat mau nusuk pakai pisau, korban menangkis dan pelaku ambil gunting langsung menusuk korban," kata Nurdin di Mapolsek Kramat Jati, Selasa.

Baca juga: Jumharyono Akui Bunuh Istri karena Ditolak Berhubungan Intim

Setelah membunuh istrinya, Jumharyono berniat bunuh diri dengan cara membakar rumahnya. Dia lalu membakar kasur yang sedang ditiduri anaknya, R (5).

"Pelaku membakar rumah dan ada anaknya di kasur. Kasur terbakar dan anak menjadi korban luka bakar. Pelaku kepanasan dan warga lihat api di rumah pelaku. Pelaku coba keluar dari jendela dan pingsan (karena terjatuh). Pelaku diamankan, sedangkan anaknya dibawa ke RS Polri," ujar Nurdin.

Motif pembunuhan

Kepada polisi, Jumharyono mengaku bahwa dia membunuh istrinya lantaran permintaannya untuk berhubungan intim ditolak sang istri.

Jumharyono mengaku khilaf dan menyesal telah menghabisi nyawa istrinya hanya karena permintaannya ditolak.

"Kesal aja, belum main, cekcok terus dengan kata kasar. Mau berhubungan suruh mandi dulu. Habis itu sudah dan diam 15 menit kemudian (saya) minta lagi. Saya tusuk karena tidak dilayani, saya khilaf," kata Jumharyono di Mapolsek Kramat Jati, Selasa.

Jumharyono bekerja sebagai kuli panggul di Pasar Induk Kramat Jati. Ia dikenal sebagai sosok yang tertutup dan kurang bergaul.

Hal itu diungkapkan Jondayat, tetangganya. Jondayat mengatakan, tersangka dikenal pendiam dan jarang bergaul dengan warga. Berbeda dengan istrinya yang akrab dengan warga.

"Orangnya itu diam saja, jarang berbaur sama warga, paling satu dua kali doang. Tertutup gitu. Istrinya jualan makanan ringan sehingga akrab sama warga," ujar Jondayat.

Abdul Hadi, teman kerja tersangka, mengatakan, Jumharyono kerap bertingkah aneh saat sedang sendiri.

"Orangnya itu emang kayaknya rada kelainan. Kalau diajak ngobrol sih nyambung kayak biasa. Tapi kalau lagi sendiri, dia suka ngobrol sendiri dan itu sering," kata Abdul.

Berharap dihukum seberat-beratnya

Ahmad Sayuti, adik Khoriah, mengaku kecewa dengan perbuatan tersangka kepada kakaknya. Dia berharap Jumharyono dihukum penjara seumur hidup karena telah membunuh kakaknya dengan keji.

Baca juga: Suami yang Bunuh Istri dan Bakar Anak di Kramat Jati Dikenal Tertutup dan Suka Bicara Sendiri

"Saya berharap pelaku dihukum penjara seumur hidup karena perbuatannya. Kalau tidak bisa seumur hidup, ya dihukum yang paling berat sesuai perbuatannya," kata Ahmad di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa.

Ahmad menilai Jumharyono pantas dihukum penjara seumur hidup sebab selain sudah membunuh Khoriah, Jumharyono juga telah membakar rumahnya yang mengakibatkan anaknya, R, mengalami luka bakar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Dufan On The Spot?

Megapolitan
Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Rute Transjakarta 2E Rusun Rawa Bebek-Penggilingan via Rusun Pulo Gebang

Megapolitan
Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com