JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi kembali menangkap anggota sindikat penipu bermodus notaris palsu dan menyasar para korban yang hendak menjual rumah mewah.
Ada tiga tersangka yang ditangkap, yaitu DH, DR, dan S. Dua tersangka lainnya, yakni D dan E masih buron.
Dir Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Suyudi Ario Seto, saat konferensi pers di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (9/8/2019), mengatakan, keberadaan sindikat itu terungkap setelah ada laporan dari korban yang merasa dirugikan hingga Rp 15 miliar.
Baca juga: Bantu Polisi Ungkap Sindikat Jual Beli Rumah Mewah, BPN Siap Laporkan Pemalsuan Dokumen
Korban VYS hendak menjual rumahnya di kawasan Kebagusan, Jakarta Selatan, senilai Rp 15 miliar. Ia kemudian diminta datang ke kantor notaris palsu di Jalan Iskandarsyah, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, oleh tersangka DH.
"Di tempat ini terjadi pertemuan VYS dengan DH yang mengaku sebagai staf notaris. Korban disuruh menyerahkan sertifikat asli dengan alasan dicek ke Badan Pertanahan Nasional (BPN). Korban pun percaya dan menyerahkan sertifikatnya," kata Suyudi.
Selanjutnya, para tersangka memalsukan sertifikat milik korban. Sertifikat asli juga beralih nama menjadi atas nama tersangka DH.
"Setelah ada penyerahan (sertifikat), terjadi PPJB (Perjanjian Pengikatan Jual Beli), kemudian sertifikat itu dipalsukan, properti bergeser diganti nama Saudari DH," ujar Suyudi.
Setelah dipalsukan, sertifikat asli diagunkan ke sebuah koperasi simpan pinjam di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan. Para tersangka mendapatkan uang senilai Rp 5 miliar.
Baca juga: Sindikat Jual Beli Rumah Mewah Sasar Korban yang Ingin Menjual Rumah Warisan
Kepada penyidik, para tersangka mengaku kerap mengubah nama notaris kantor mereka.
Nama notaris yang terakhir digunakan adalah Santi Triana Hassan dan berkantor di Jalan Iskandarsyah, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Para tersangka kini dijerat dengan Pasal 263 KUHP dan atau Pasal 266 KUHP dan atau Pasal 372 KUHP jo Pasal 55 KUHP dan Pasal 56 KUHP dengan ancaman penjara di atas 5 tahun.
Pada Senin lalu, polisi juga menangkap empat orang dengan modus penipuan yang sama.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono saat itu mengatakan, pengungkapan kasus penipuan tersebut berawal dari tiga laporan masyarakat yang masuk ke Polda Metro Jaya selama Juli 2019.
Para korban mengetahui telah ditipu setelah bank menginformasikan adanya agunan sertifikat tanah atas nama korban. Padahal, mereka tidak pernah menyerahkan sertifikat tanah kepada pihak bank.
Menurut Argo, sindikat penipu itu menyasar masyarakat yang ingin menjual rumah dengan harga minimal Rp 15 miliar.
Baca juga: Polisi Tangkap Tiga Tersangka Baru Sindikat Penipu Jual Beli Rumah Mewah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.