JAKARTA, KOMPAS.com – Raut sedih tampak dari wajah Tarsah (50) yang sedang duduk termenung di dalam rumah yang ia tempati bersama anak pertamanya, Sinta Silviana (21).
Bukan tanpa sebab Tarsah terlihat gulana. Pasalnya, ia memikirkan nasib anaknya yang baru saja tervonis penyakit kanker serviks tujuh bulan yang lalu.
"Anak saya terkena kanker serviks setelah mengalami pendarahan pasca melahirkan. Karena enggak ada biaya, jadi pendarahan itu makin parah," ujar Tarsah kepada Kompas.com, Kamis (8/8/2019).
Kesedihan Tarsah belum usai. Selain harus memikirkan nasib anaknya, lanjut usia (lansia) ini juga resah dengan kondisi tubuhnya yang semakin melemah. Pasalnya, Tarsah juga menderita penyakit kanker. Bedanya, kanker payudara lah yang menghinggapi tubuhnya sejak 2016.
"Saya menderita kanker ini tiga tahun lalu. Pada 2018 saya sudah melakukan operasi, tapi ada benjolan lagi yang tumbuh mulai tahun ini," jelasnya sambil terisak-isak.
Sementara itu, untuk membiayai kehidupan keluarganya sehari-hari, Tarsah rela berjualan peyek.
Namun, sejak setahun terakhir ini dia merasa tidak sanggup berjualan lagi karena kondisinya yang semakin renta.
Oleh karena itu, saat ini Tarsah mengandalkan bantuan dari tetangganya untuk bisa bertahan hidup sehari-harinya.
Kendati demikian, Tarsah tidak putus asa dan menyerah begitu saja. Ia mengatakan akan terus berjuang melawan kanker yang dideritanya serta membantu anaknya lepas dari penyakit ini.
"Saya akan terus semangat dan mau berjualan peyek lagi untuk menghidupi kebutuhan harian," jelas Tarsah.
Selain Tarsah, ada ratusan lansia lainnya yang juga memiliki kehidupan kurang beruntung di Panti Jompo Pusat Layanan Santunan Keluarga (Pusaka) 41 binaan Yayasan Al-Madiniyah, Cengkareng, Jakarta.
Ketua Yayasan Al-Madiniyah Pusaka 41 Iis Ismawati mengatakan, terdapat sebanyak 230 lansia yang dibina oleh yayasan.
"Kami juga membina sekitar 180 anak yatim dan 40 anak difabel," ujar Iis.
Saat ditanya tentang awal mula ia mendirikan panti jompo, Iis menjelaskan kalau ini adalah pesan dari orangtuanya.
"Ini juga panggilan hati dari Tuhan untuk saya mengurusi yayasan ini. Namun, saya hanyalah jembatan untuk menyalurkan rejeki kepada teman-teman yang membutuhkan," terangnya.
Dalam menjalani kesehariannya mengurusi yayasan, Iis mengandalkan dana pribadi dan bantuan para donatur.
"Sejak 2003 kami mengandalkan bantuan dari donatur untuk mendukung kegiatan-kegiatan di sini, utamanya untuk para lansia," ungkapnya.
Oleh sebab itu, lanjut Iis, pihaknya mengapresiasi inisiatif dari PT Berlico Mulia Farma yang memberikan bantuan berupa uang tunai sebesar Rp 150 juta.
Bantuan pun diberikan secara simbolis kepada Panti Jompo Pusaka 41 di Lapangan Pos RW 03, Kelurahan Cengkareng Timur, Cengkareng, Jakarta, Kamis (8/8/2019).
Direktur PT Berlico Mulia Farma Irwan Hidayat yang juga merupakan Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk. mengatakan, bantuan ini diberikan untuk memberikan semangat kepada para lansia.
"Bantuan sebesar Rp 110 juta ini akan diberikan untuk 110 lansia, sementara Rp 40 juta sisanya ditujukan untuk kegiatan yayasan," jelas Irwan saat memberikan bantuan secara simbolis.
Selain itu, Irwan juga sempat berkunjung ke beberapa rumah lansia di Cengkareng Timur dan memberikan bantuan tambahan. Salah satunya kepada Tarsah dan anaknya yang menderita kanker.
Secara khusus, Irwan memberikan bantuan tambahan kepada mereka sebesar Rp 18 juta untuk membiayai pengobatan serta biaya sewa rumah.
Irwan berkisah, awal mula ia memberikan bantuan kepada para lansia berasal dari pesan ibunya.
"Sebelum meninggal ibu saya berpesan kepada saya untuk membantu para lansia. Kata dia, tugas kita di dunia bukan membuat sehat orang sakit atau membuat yang miskin menjadi kaya, tapi mencintai dan mengasihi kepada sesama," ungkap Irwan.
Irwan juga berpesan kepada para lansia yang hadir untuk tidak putus asa.
"Ingat untuk selalu berpikir kita masih bisa berguna, masih bisa melakukan sesuatu. Niscaya akan bahagia," pungkasnya.