Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendiri Kompas Gramedia, Pollycarpus Swantoro Berpulang

Kompas.com - 11/08/2019, 12:00 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabar duka kembali datang bagi keluarga besar Kompas Gramedia. Pada Minggu (11/8/2019) pukul 03.30, Pollycarpus Swantoro, salah seorang pendiri Kompas Gramedia, meninggal dunia pada usia 87 tahun.

Swantoro disemayamkan di Jalan Media Massa K 187, Komplek Griya Wartawan, Cipinang Muara, Jakarta Timur.

Swantoro adalah seorang wartawan senior dengan latar belakang pendidikan ilmu sejarah. Dia juga sahabat dekat Jakob Oetama.

Semasa hidupnya, Swantoro pernah menjadi Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas dan  Wakil Presiden Direktur Kelompok Kompas Gramedia.

Menurut Jakob, sebelum terlibat dalam kelompok Kompas Gramedia, Swantoro pernah menggantikannya memimpin majalah Penabur pada awal tahun 1960-an.

Ketika itu, Jakob harus belajar ke Amerika Serikat.

"Jadi, Pak Swantoro terlibat sejak awal," kata pendiri kelompok Kompas Gramedia itu seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com, 26 Januari 2012.

Pada ulang tahunnya yang ke-80, sebuah perayaan sederhana dilakukan. Tampilan lagu-lagu favorit Swantoro pun didendangkan mulai dari Ave Verum, Kulihat Terang, dan Kasih. Juga ditampilkan orkes Saunine.

Swantoro menyatakan, sebenarnya tak terlalu suka ulang tahunnya dirayakan oleh kelompok usaha Kompas Gramedia.

Ia merasa tak layak, karena bukan siapa-siapa. Ia bukan pendiri Kompas Gramedia, seperti Jakob Oetama, kolega dan sahabatnya yang September tahun lalu juga merayakan ulang tahun ke-80.

"Saya cuma minta didoakan agar bisa mati dengan baik. Buat apa umur panjang, tetapi matinya tidak baik," kata Swantoro kala itu.

Rupanya, Tuhan memuluskan keinginan Swantoro. Almarhum menghembuskan napas terakhir saat sedang tertidur. Selamat jalan, Pak Swantoro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Polisi Tilang 8.725 Pelanggar Ganjil Genap di Tol Jakarta-Cikampek Selama Arus Mudik dan Balik

Megapolitan
Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Belajar dari Pemilu 2024, KPU DKI Mitigasi TPS Kebanjiran Saat Pilkada

Megapolitan
Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Kisah Bakar dan Sampan Kesayangannya, Menjalani Masa Tua di Perairan Pelabuhan Sunda Kelapa

Megapolitan
Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Tersibuk se-Asia Tenggara Selama Periode Mudik Lebaran

Megapolitan
KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

KPU DKI Susun Jadwal Pencoblosan Pilkada 2024 jika Terjadi Dua Putaran

Megapolitan
Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Mengapa Warung Madura di Jabodetabek Buka 24 Jam?

Megapolitan
Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan 'Live' Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Misteri Motif Selebgram Meli Joker Pilih Akhiri Hidup dengan "Live" Instagram, Benjolan di Kepala Sempat Disorot

Megapolitan
Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Dishub DKI Kaji Usulan Kenaikan Tarif Rp 3.500 Bus Transjakarta yang Tak Berubah sejak 2007

Megapolitan
Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Tarif Sementara Bus Transjakarta ke Bandara Soekarno-Hatta Rp 3.500, Berlaku Akhir April 2024

Megapolitan
Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Banjir di 18 RT di Jaktim, Petugas Berjibaku Sedot Air

Megapolitan
Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Kronologi Penangkapan Pembunuh Tukang Nasi Goreng yang Sembunyi di Kepulauan Seribu, Ada Upaya Mau Kabur Lagi

Megapolitan
Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Kamis Pagi, 18 RT di Jaktim Terendam Banjir, Paling Tinggi di Kampung Melayu

Megapolitan
Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Ujung Arogansi Pengendara Fortuner Berpelat Palsu TNI yang Mengaku Adik Jenderal, Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Paniknya Remaja di Bekasi Diteriaki Warga Usai Serempet Mobil, Berujung Kabur dan Seruduk Belasan Kendaraan

Megapolitan
Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Akibat Hujan Angin, Atap ICU RS Bunda Margonda Depok Ambruk

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com