JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi masih memburu pelaku pelecehan seksual yang meremas payudara seorang perempuan pengendara sepeda motor di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan. Kasus pelecehan tersebut viral di media sosial, Kamis (8/8/2019) lalu.
Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan AKP Muharam Wibisono mengatakan, pihaknya telah mengantongi identitas terduga pelaku. Ia menegaskan, pihaknya akan segera menangkap terduga pelaku tersebut.
"Kami masih memaksimalkan untuk pencarian. Ditunggu saja," kata Wibisono di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (12/8/2019).
Baca juga: Dikejar Polisi, Pelaku Pelecehan Seksual di Bintaro Tak Ada di Rumah dan Lokasi Kejadian
Kompas.com merangkum tiga fakta terkait kasus pelecehan tersebut.
Polisi telah mencari terduga pelaku hingga ke rumahnya. Namun, terduga pelaku tidak ditemukan di sana. Wibisono mengungkapkan, pihaknya hanya bertemu orangtua dan kakak dari terduga pelaku tersebut.
"Memang ada orangtuanya dan kakaknya. Itupun sudah kami mintai informasi. Mereka beralasan katanya sejak kejadian itu, anaknya (terduga pelaku) tidak terlihat karena memang jarang di rumah," ujar Wibisono.
Polisi juga telah mendatangi tongkrongan terduga pelaku dan lokasi kejadian pelecehan seksual. Terduga pelaku tidak ditemukan di sana.
Polisi juga tak dapat memeriksa CCTV di sekitar lokasi karena CCTV tak merekam area pelecehan tersebut.
"Enggak ada (rekaman CCTV) karena sejauh ini tidak ada (CCTV). (Lokasi pelecehan seksual) itu pas tikungan. Semoga ada titik terang," ungkap Wibisono.
2. Terduga merupakan pak ogah
Wibisono mengungkapkan, terduga pelaku pelecehan seksual itu adalah pak ogah atau tukang parkir/pengarah lalu lintas di putaran (u-turn) dekat restoran cepat saji McDonald's Bintaro di Sektor IX, Tangerang Selatan.
"Informasinya seperti itu (merupakan pak ogah), enggak ada pekerjaan lain," kata Wibisono.
3. Putus sekolah sejak kelas 3 SD
Terduga pelaku juga diketahui telah putus sekolah sejak di kelas 3 sekolah dasar (SD). Hal itu diketahui dari keterangan keluarga terduga pelaku kepada polisi.
"Sejak kelas 3 SD, informasi dari keluarga sudah putus sekolah, mungkin secara wawasan agak kurang berpendidikan. Memang kelakuannya sulit diatur sama keluarga. Pelaku ini juga buta baca huruf dan tulis," kata Wibisono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.