Jika modal yang ia kucurkan tembus Rp 50 juta dalam sekali musim Idul Adha, maka total laba yang ia tangguk bisa lebih dari Rp 15 juta.
Meski demikian, Parji memperoleh keuntungan sebesar itu tak dalam sekali kedip. Ia telah merintis usaha tersebut sejak 1997.
Pria asal Wonogiri, Jawa Tengah itu mengaku hanya sekadar memanfaatkan jaringan. Di kampungnya, ia punya seorang kenalan yang rutin menerima kulit-kulit hewan kurban dalam skala besar.
"Kemudian ada orang Surabaya itu, dia nampung (kulit hewan kurban) juga di bandung. Disamperin ke mari, katanya daripada (distribusi) ke Jawa, ke Bandung saja," ungkap Parji.
"Kalau dulu kita sedikit antarnya enggak pakai mobil boks, cuma kirim pakai karung saja, titip ke bus," imbuhnya.
Setelah dibawa ke Bandung, kulit-kulit itu akan diteruskan ke sebuah perusahaan di Surabaya, Jawa Timur. Parji mengaku tak tahu-menahu kulit yang ia setor itu akan jadi komoditas apa di Surabaya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.