Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Penyergapan Penyelundupan 500 Kilogram Ganja di Pelabuhan Tanjung Priok

Kompas.com - 13/08/2019, 06:39 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Narkotika Nasional (BNN) melakukan penyergapan terhadap upaya penyelundupan narkotika jenis ganja melalui Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (12/8/2019), pukul 17.30 WIB.

Diperkirakan ganja yang dikirim melalui jalur laut tersebut memiliki berat 500 kilogram. Barang haram tersebut dikirim dari Aceh, transit di Bangka hingga akhirnya dikirimkan ke Jakarta.

Deputi pemberantasan BNN Irjen Arman Depari mengatakan, pihaknya turut mengamankan empat oranag pelaku dalam kasus tersebut.

Baca juga: BNN Sergap Minibus yang Baru Tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Isinya Diduga Ganja

Berikut fakta-fakta mengenai peyergapan tersebut:

1. Dibungkus ke dalam 445 paket

Arman mengatakan, ganja tersebut dibungkus oleh pelaku menggunakan plastik yang diselotip menjadi 445 paket.

"Satu paket itu lebih dari satu kilo," kata Atman di Pelabuhan Tanjung Priok, Senin.

Baca juga: Penyergapan di Pelabuhan Tanjung Priok, BNN Amankan 445 Bungkus Ganja Kering

Ganja kering tersebut dikirim oleh pelaku menggunakan sebuah kapal roro bernama Sakura Ekspress hingga akhirnya bersandar di Jakarta pada Senin sore.

2. Amankan empat orang tersangka

Sebanyak empat orang tersangka diamankan di lokasi terpisah dalam penyergapan penyulundupan ganja tersebut.

Orang pertama yang diamankan BNN adalah pengemudi berinisal S yang menjemput truk bermuatan minibus berisi narkoba di Pelabuhan Tanjung Priok pada saat penyergapan.

"Orang ini disiapkan menjemput sebagai sopir dan juga nanti diperintahkan untuk mengantar ke tempat penyimpanan sementara," ujar Arman.

Baca juga: 4 Orang Diamankan dalam Kasus Penyelundupan 500 Kg Ganja di Tanjung Priok

Tersangka kedua diamankan BNN di kawasan Ciledug, Tangerang. Pelaku ini berperan menerima barang dari tersangka kemudian menyimpannya di gudang penyimpanan.

Kemudian tersangka ketiga diamankan di Aceh. Ia berperan sebagai pengirim 500 Kilogram ganja tersebut dari sana.

"Yang keempat pengendali, penangkapan di daerah Banten," ucapnya.

3. Modus baru

Para pelaku menyelundupkan ratusan kilogram ganja tersebut di lantai sebuah minibus yang sudah dimanipulasi menggunakan plat baja. Lantai tersebut dilas permanen sehingga membutuhkan gerinda untuk memotongnya.

Minibus tersebut dinaikkan ke sebuah truk barang lalu dikirimkan menggunakan kapal roro sehingga dalam sekali pengiriman, mereka menggunakan tiga alat transportasi.

Baca juga: Penyelundup Gunakan 3 Alat Transportasi Dalam Sekali Pengiriman Ganja

"Ini maksudnya tentu untuk mengelabui petugas, tentu ketika diperiksa ini sekedar kamuflase oleh pelaku dan sindikat untuk bisa aman tanpa kecurigaan kepada petugas pada saat dikirim ke Jakarta," ucap Arman.

"Untuk kasus ini ganja ini (modus) yang terbaru," sambungnya.

4. Pengembangan kasus ganja dalam kompresor

Arman mengatakan pengkungkapan kasus penyelundupan ganja di Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pengembangan dari kasus sebelumnya.

"Ini adalah kelanjutan operasi kita yang kita laksanakan pada hari Kamis yang lalu," kata Arman di Pelabuhan Tanjung Priok, Senin.

Baca juga: Kronologi Penggrebekan Kurir yang Sembunyikan 250 Kg Ganja dalam Tabung Kompresor

Kasus yang dimaksud ialah terungkapnya penyelundupan ganja di dalam tabung kompresor di Kramatjati, Jakarta Timur pada Kamis (8/8/2019).

BNN kemudian melakukan penelusuran dan mengetahui barang haram tersebut akan kembali masuk ke Jakarta melalui jalur laut.

5. Sudah tiga kali lakukan pengiriman

Pelaku penyelundupan 500 Kilogram mengaku sudah tiga kali melakukan penyelundupak ke Jakarta.

"Menurut keterangan tersangka ini sudah tiga kali," tutur Arman.

Namun, Arman mengatakan dalam tiga kali pengiriman tersebut ia menggunakan modus dan jumlah yang berbeda-beda.

Baca juga: Selundupkan 500 Kg Ganja ke Jakarta, Pelaku Sudah Tiga Kali Lakukan Aksinya

"Jumlahnya ratusan (kilogram) dan ini yang paling besar jumlahnya," ujar Arman.

Ia turut mengatakan seluruh barang haram tersebut dari wilayah Aceh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com