BEKASI, KOMPAS.com - Sebanyak 20 bus Transpatriot Bekasi yang akan melayani 2 trayek baru disebut jadi angkutan bus pertama di Indonesia yang tidak disubsidi pemerintah.
"Ini suatu terobosan di mana BUMD atau pemerintah daerah tidak memakai biaya subsidi. Ini bisa jadi model untuk daerah lain, role model untuk Indonesia," ucap Direktur Angkutan Multimoda Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub RI, Ahmad Yani dalam jumpa pers di Kantor Dishub Kota Bekasi, Selasa (13/8/2019).
"Saya akan bawa untuk kota lain, Cirebon, Purwokerto, Bandung sudah siap, Cimahi," tambahnya.
PD Mitra Patriot, BUMD yang ditunjuk Pemerintah Kota Bekasi mengelola aset Transpatriot rencananya akan bekerja sama dengan dua perusahaan guna memuluskan upaya ini; PT PSA sebagai operator dan PT TRON sebagai penyedia teknologi.
Baca juga: Bus Transpatriot Bekasi Tambah Trayek pada 22 Agustus, Ini Rutenya
Sulit tutupi biaya operasional
Tanpa subsidi APBD, Direktur PD Mitra Patriot, Tubagus Hendra tak yakin jika pengoperasian 20 bus Transpatriot ini bisa menangguk untung dari penjualan tiket perjalanan semata.
Malah, jika hanya mengandalkan tiket, biaya operasional kendaraan dipastikan tidak terutup.
Ia berkaca pada neraca keuangan operasionalisasi 9 unit bus Transpatriot yang telah lebih dulu mengaspal.
Baca juga: Trayek Baru Transpatriot Bekasi Tak Terima Uang Tunai
Sejak awal peluncurannya, Pemerintah Kota Bekasi mengucurkan dana sekitar Rp 5 miliar tiap tahun.
Sementara itu, pendapatan per hari dari pengoperasian 9 bus tersebut hanya mencapai Rp 5-6 juta.
"Kalau dihitung, itu biaya operasionalnya Rp 17.517. Tarif kita Rp 4.000 flat, itu kan masih jauh," ujar Hendra, Senin.
Sejauh ini, Pemerintah Kota Bekasi belum menetapkan besaran tarif bagi penumpang 20 bus Transpatriot nonsubsidi ini.
Baca juga: 5 Fakta Calon Bus Transpatriot yang Mangkrak di Bekasi
Sejauh ini, kata Hendra, kemungkinan besar penumpang dikenakan tarif Rp 5.000-10.000 sekali jalan, tergantung jarak tempuh.
"Dan itu belum nutupin juga biaya operasional. Makanya itu, pihak ketiga harus ada inovasi tambahan untuk menutupi operasional," jelasnya.
Hendra berharap, kedua perusahaan itu bisa cukup kreatif menarik pemasukan dari sektor lain, terutama melalui pemasangan iklan di halte hingga badan bus.
Sebanyak 20 bus Transpatriot nonsubsidi ini akan melayani dua trayek baru, yakni Wisma Asri-Sumber Arta dan Summarecon-Vida Bantargebang.
Bus-bus ini merupakan hasil hibah dari Kementerian Perhubungan RI yang belum digunakan sejak Desember 2018.
"Kami sudah sepakat, rencananya memang operasional 22 Agustus mulai membawa penumpang. Dari 22 Agustus akan kita gratiskan dulu hingga awal September," tutup Hendra.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.