JAKARTA, KOMPAS.com - DKI Jakarta akan menjadi salah satu tuan rumah turnamen Formula E. Balapan mobil listrik di sirkuit jalan raya perkotaan ini rencananya digelar pada 2020.
"Insya Allah jadi (pada 2020), tapi waktunya, persisnya, saya hanya bisa umumkan ketika bersama dengan pihak FE-nya," ujar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Selasa (13/8/2019).
Untuk menjadi tuan rumah ajang internasional itu, Pemprov DKI tentunya harus mengeluarkan biaya. Berikut ini fakta terbaru soal penyelenggaraan Formula E di Jakarta.
Jakarta tuan rumah musim 2020-2021
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta Achmad Firdaus mengatakan, Jakarta akan menjadi tuan rumah Formula E musim 2020-2021.
Penyelenggaraannya akan digelar pada 2020. Firdaus mengklarifikasi informasi yang menyebut Formula E di Jakarta digelar pada 2021.
Baca juga: Anies: Formula E di Jakarta Insya Allah Jadi pada 2020
"(Penyelenggaraan) 2020. Ini agreement-nya masih dalam pembahasan," ucap Firdaus di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, kemarin.
Adapun kalender balap Formula E musim 2019-2020 sudah diumumkan dan hanya menyisakan satu slot kosong pada 14 Desember 2019.
Oleh karena itu, kans Jakarta menjadi tuan rumah balapan Formula E paling memungkinkan adalah untuk musim 2020-2021.
Pemprov DKI harus setor Rp 345,9 Miliar ke FIA
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus menyetor dana 20 juta poundsterling untuk menjadi tuan rumah balap mobil listrik Formula E. Jumlah itu setara dengan Rp 345,9 miliar.
Dana itu harus disetorkan kepada Federasi Otomotif Internasional (FIA) Formula E.
"Jumlahnya 20 juta poundsterling. (Untuk) Formula E, 24,1 juta dollar AS," kata Anies.
Baca juga: Jadi Tuan Rumah Formula E, DKI Jakarta Harus Setor Rp 345,9 Miliar ke FIA
Anies menyebut, semua biaya penyelenggaraan Formula E ditanggung Pemprov DKI.
Biaya yang dikeluarkan Pemprov DKI untuk menjadi tuan rumah Formula E, lanjut Anies, akan menggerakkan perekonomian Jakarta hingga Rp 1,2 triliun.