Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencemaran di Kali Cileungsi Dinilai Tak Kunjung Membaik

Kompas.com - 14/08/2019, 18:40 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pencemaran di Kali Cileungsi di Kabupaten Bogor tak kunjung reda.  Pencemaran ini berimbas pada Kali Bekasi, sebab aliran Kali Cileungsi dan Kali Cikeas bertemu di sekitar wilayah Pondok Gede lalu membentuk aliran Kali Bekasi.

Buruknya pencemaran Kali Cileungsi membuat Kali Bekasi turut tercemar, terlihat dari warnanya yang gelap dan menguarkan aroma tak sedap. Sudah sebulan lebih pencemaran itu tak tertangani.

"Sumber pencemaran itu adalah limbah industri yang ada di sepanjang Kali Cileungsi, dari wilayah Klapanunggal, Gunung Putri, dan Cileungsi di Kabupaten Bogor. Kali Bekasi hitam dan berbau itu sumbernya dari Bogor, bukan dari Bekasi," kata Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi & Cikeas, Puarman, via telepon kepada Kompas.com, Rabu (14/8/2019).

Baca juga: Pemkot Bekasi Sebut Hitamnya Kali Bekasi Berasal dari Kali Cileungsi

"Jujur saya nilai belum ada perubahan berarti, masih seperti itu saja. Kondisinya di bulan Juli sampai Agustus sekarang belum ada perbaikan," kata Puarman.

Dia menduga, pencemaran tersebut berasal dari pembuangan limbah puluhan pabrik yang beroperasi di dekat Kali Cileungsi. Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya sejumlah pipa pembuangan limbah di Kali Cileungsi yang berasal dari pabrik-pabrik tersebut ketika debit air mengecil saat musim kemarau.

"Pipa itu di dasar kali, ada di Kabupaten Bogor bukan Bekasi, tapi mengalir ke Bekasi. Di Bekasi sendiri cukup aman, hanya terdampak saja oleh Kali Cileungsi yang sekarang bermasalah," ujar Puarman.

Menurut dia, pembuangan limbah itu rutin dilakukan pabrik-pabrik di sekitar Kali Cileungsi. Namun, pencemaran kian kentara karena saat musim kemarau, polutan tak terbawa arus kali.

"Saya harap, pemerintah tindak tegaslah pabrik-pabrik ini," kata Puarman.

Pencemaran Kali Cileungsi yang berdampak pada Kali Bekasi mulai kentara pada 20 Juli lalu. Saat itu, Kepala Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan (PDL) BPLH Kota Bekasi Masri Wati mengaku sudah menelusuri sumber pencemar di Kota Bekasi, namun nihil. Ia pun berkesimpulan bahwa pencemaran bermula di hulu Kali Bekasi, yakni Kali Cileungsi.

Baca juga: Kali Bekasi Menghitam, Diduga Imbas Pencemaran di Sungai Cileungsi

"Kami sudah cek di wilayah sepanjang Kali Bekasi di wilayah Cileungsi untuk Kota Bekasi. Kami tidak menemukan sumber warna hitam begitu," kata Masri pada 24 Juli.

"Kabupaten Bogor yang harusnya cek ke lokasi, untuk mengetahui sumbernya dari mana. Kami enggak bisa setop (pencemaran) dari hulunya, karena kan bukan di wilayah kami sumbernya," ujar Masri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com