Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Fakta Warga Bikin Reklamasi di Bantaran Kali Ciliwung

Kompas.com - 15/08/2019, 06:16 WIB
Walda Marison,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan bantaran kali Ciliwung di jalan Tanah Rendah, Kampung Melayu, Jakarta Timur dalam kondisi memprihatinkan.

Tidak hanya dipenuhi rumah penduduk. Banyak dari warga sekitar juga kerap membuang sampah ke kali. Bahkan, sebagian warga bantaran kali justru berani membangun "reklamasi" atau daratan buatan. Mereka meperlebar lahan tempat tinggal mereka dengan bebatuan.

Kompas.com merangkum beberapa fakta yang terjadi ketika menyambangi lokasi tersebut.

1. Daratan buatan di bantaran kali Ciliwung.

Penampakan lahan buatan dan rumah di bantaran Kali Ciliwung, Jakarta Timur, Rabu (14/8/2019)KOMPAS.COM/WALDA MARISON Penampakan lahan buatan dan rumah di bantaran Kali Ciliwung, Jakarta Timur, Rabu (14/8/2019)

Dari pantauan Kompas.com di lokasi hampir semua rumah yang berada di bantaran kali berdiri di atas bebatuan terbungkus karung. Mereka memperluas lahan dengan bebatuan tersebut supaya rumah mereka tidak longsor ketika diterpa air sungai dan banjir.

Baca juga: Warga Bantaran Kali Ciliwung Reklamasi Lahan Pakai Batu, Penduduk Sekitar Resah

Pelebaran yang baru dilakukan beberapa bulan terakhir tersebut memakan jarak sekitar 5 sampai 10 meter dari pinggir tanah.

Kondisi inilah yang membuat kali semakin menyempit.

"Dulu sih lebar (kali), enggak kaya gini. Cuma sekarang gara-gara kita bikin ini (pelebaran dengan batu). Sama kita mau buang sampah mau ke mana? Mau enggak mau ya ke sini," kata salah satu warga RT 06/RW08 bernama Uwoh (52), saat ditemui di lokasi

2. Karena daratan buatan, warga sekitar mulai resah

Kondisi Bantaran Kali Ciliwung yang berada di kawasan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (14/8/2019)KOMPAS.COM/WALDA MARISON Kondisi Bantaran Kali Ciliwung yang berada di kawasan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (14/8/2019)

Salah satu warga yang merasakan dampaknya adalah Pierre (36). Dia khawatir tanah tempat bangunannya berdiri terkikis dan berpotensi longsor karena ditabrak aliran air tersebut.

"Yang kita khawatirkan karena ada bebatuan itu, airnya jadi lebih deras ke sini. Jadi pengikisan makin parah," ujar Pierre saat ditemui Kompas.com.

Baca juga: [FOTO] Reklamasi di Kali Ciliwung: Rumah Kian Menjamur, Sungai Jadi Korban

Pria yang tinggal berseberangan dengan warga bantaran kali ini mengaku bagian belakang bangunannya sekarang dalam kondisi miring. Terpantau hanya satu pohon beringin berukuran besar yang menahan bangunan milik Pierre sehingga tidak terjadi longsor.

Menurut Pierre, reklamasi yang dilakukan warga bantaran kali tersebut sudah dilakukan beberapa bulan belakangan. Bahkan sampah juga terlihat menumpuk di bibir kali Ciliwung.

"Kalau sampah saya juga kaget sudah sebanyak itu. Dulu sempat kosong (tidak ada sampah) sekarang sudah numpuk," terang dia.

3. Camat akan tinjau lokasi reklamasi bantaran kali Ciliwung

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Cari Calon Wakil Wali Kota, Imam Budi Hartono Sebut Sudah Kantongi 6 Nama

Megapolitan
Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com