"Dulu sih lebar (kali), enggak kaya gini. Cuma sekarang gara-gara kita bikin ini (pelebaran dengan batu). Sama kita mau buang sampah mau ke mana? Mau enggak mau ya ke sini," kata salah satu warga RT 06/RW08 bernama Uwoh (52), saat ditemui di lokasi.
Akibat daratan buatan yang ada di wilayah Kampung Melayu, Jakarta Timur itu, dampak alam mulai dirasakan warga yang tinggal di seberangnya.
Di seberang rumah-rumah bantaran Kali Ciliwung, terdapat bangunan-bangunan dari perkantoran hingga rumah yang masuk ke wilayah Jalan Manggarai Selatan, Tebet, Jakarta Selatan.
Di deretan ini, sejumlah bangunan mulai mengalami kemiringan.
Salah satu warga yang merasakan dampaknya adalah Pierre (36). Dia khawatir tanah tempat bangunannya berdiri terkikis dan berpotensi longsor karena ditabrak aliran air dari Kali Ciliwung yang makin deras.
Baca juga: Warga Bantaran Kali Ciliwung Reklamasi Lahan Pakai Batu, Penduduk Sekitar Resah
Aliran air ini dianggap makin deras lantaran sungai menyempit akibat pelebaran lahan yang dilakukan warga. Selain itu, sampah-sampah hingga batu yang tersangkut di pinggiran kali membuat arus semakin deras.
"Yang kita khawatirkan karena ada bebatuan itu, airnya jadi lebih deras ke sini. Jadi pengikisan makin parah," ujar Pierre saat ditemui Kompas.com, Rabu (14/8/2019).
Pierre mengaku bagian belakang bangunannya sekarang dalam kondisi miring. Terpantau hanya satu pohon beringin berukuran besar yang menahan bangunan milik Pierre sehingga tidak terjadi longsor.
Menurut Pierre, reklamasi yang dilakukan warga bantaran kali tersebut sudah dilakukan beberapa bulan belakangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.