Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditanya Anggaran Formula E, Anies: Ketika Asian Games, Enggak Ada yang Lihat Biaya

Kompas.com - 15/08/2019, 19:41 WIB
Nursita Sari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, penyelenggaraan event internasional selalu membutuhkan biaya. Begitu pun penyelenggaraan balap mobil listrik Formula E di Jakarta.

Anies kemudian menyinggung penyelenggaraan Asian Games 2018 oleh pemerintah pusat yang juga mengeluarkan sejumlah biaya.

Bedanya, menurut Anies, biaya penyelenggaraan Asian Games tidak banyak disoroti media. Begitu juga dengan penyelenggaraan MXGP 2018 di Semarang, Jawa Tengah.

"Ketika teman-teman membahas Asian Games, ada enggak yang melihat berapa biaya untuk prosesnya? Enggak ada," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Kamis (15/8/2019).

Menurut Anies, sorotan terhadap biaya penyelenggaraan Formula E di Jakarta menunjukkan seolah-olah hal tersebut adalah hal baru.

Baca juga: Pemprov DKI Ajukan Penambahan Anggaran Formula E Rp 934 Miliar

Padahal, Anies menyebut biaya penyelenggaraan event internasional adalah hal yang wajar.

"Ketika sekarang (biaya Formula E) dibahas, seakan-akan ini baru pertama. Nah ini sesungguhnya sesuatu yang normal kalau kita lihat di dalam semua event internasional," kata dia.

Anies pun memastikan proses penyelenggaran Formula E di Jakarta dilakukan secara transparan.

Pemprov DKI mengeluarkan anggaran agar Jakarta menjadi tuan rumah. Namun, Pemprov DKI nantinya akan menugaskan badan usahanya, PT Jakarta Propertindo (Jakpro), untuk mencari sponsor dalam penyelenggaran Formula E ini.

"Kita menggunakan badan usaha berbentuk PT seperti Jakpro sehingga itu bisa perjanjiannya B to B (business to business). Nanti kita akan banyak dapat sponsor. Itulah yang nanti akan ikut menutup pembiayaan," ucap Anies.

Baca juga: Selain Anggaran Penyelenggaraan, DKI Ajukan Anggaran Sosialisasi Formula E Senilai Rp 600 Juta

Adapun Pemprov DKI telah mengajukan anggaran 20,79 juta poundsterling atau setara Rp 360 miliar dalam rancangan APBD Perubahan 2019.

Dana itu akan disetorkan kepada Federasi Otomotif Internasional (FIA) Formula E sebagai tanda Jakarta menjadi tuan rumah Formula E pada 2020. DPRD DKI telah menyetujui anggaran itu.

Pemprov DKI kemudian mengajukan tambahan anggaran sebesar Rp 934 miliar dalam rapat Kebijakan Umum Anggaran-Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020.

Rinciannya 22 juta poundsterling untuk biaya penyelenggaraan dan 35 juta euro untuk asuransi.

Baca juga: Komisi E DPRD DKI Minta Anggaran Rp 556 Miliar untuk Formula E Ditangguhkan

Jika dikonversi dengan menggunakan rupiah (1 poundstreling Rp 17.205), maka 22 juta poundsterling jadi Rp 378,46 miliar.

Lalu 35 juta euro (1 euro Rp 15.892) menjadi Rp 556,22 miliar. Ditotal menjadi Rp 934 miliar.

Komisi E DPRD DKI meminta anggaran 35 juta euro itu ditangguhkan.

Selain itu, Pemprov DKI juga mengajukan anggaran Rp 600 juta dalam KUA-PPAS 2020 untuk sosialisasi dan pre-event Formula E.

DPRD DKI Jakarta belum membuat keputusan soal anggaran yang diajukan Pemprov DKI dalam KUA-PPAS 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com