Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Joang 45: Dari Hotel Mewah Zaman Belanda hingga Rencana Menculik Bung Karno

Kompas.com - 16/08/2019, 05:45 WIB
Hilel Hodawya,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah bangunan di Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat itu tampak berbeda dengan bangunan-bangunan lain di sekitarnya. Bentuknya terlihat kuno tanpa hiasan modern di dindingnya.

Temboknya dicat berwarna putih gading. Pagar, pintu masuk, dan jendelanya dihiasi dengan aksen tradisional. Meski hanya sekilas, siapa pun yang melihat bangunan ini akan menyadari usianya yang tak muda lagi.

Bangunan itu adalah Museum Joang 45, sebuah museum yang telah menjadi bukti sejarah kemerdekaan Indonesia. Sebelum menjadi museum, gedung itu telah melewati berbagai peristiwa penting sejak zaman penjajahan.

Baca juga: Jokowi: Gedung Joang 45 Kita Pilih sebagai Titik Awal Perjuangan

Bermula sebagai hotel dan asrama

Pada tahun 1938, Kota Batavia berkembang semakin pesat. Gedung yang kini menjadi Museum Joang 45 pada masa itu merupakan sebuah hotel bernama Hotel Schomper.

Hotel Schomper didirikan oleh seorang perempuan Belanda untuk para pedagang asing yang datang ke Batavia. Hotel ini menjadi bangunan termegah di Jalan Menteng 31 pada masa itu.

Memasuki tahun 1942, ketika masa pendudukan Jepang, hotel ini dialihfungsikan menjadi asrama Angkatan Baru Indonesia. Asrama tersebut berfungsi sebagai pusat pendidikan politik bagi para pemuda.

Tokoh Pergerakan Nasional seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Mohammad Yamin, dan lain sebagainya menjadi pengajar di sana.

Pada Maret 1943, berdiri sebuah organisasi bernama Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA). Gedung Menteng 31 menjadi markas organisasi tersebut.

Namun, para pemuda masih diperbolehkan untuk melakukan kegiatan di gedung ini atas permintaan pengurus Angkatan Baru Indonesia.

Baca juga: Soekarno-Hatta Ikuti Napak Tilas Proklamasi di Gedung Joang 45

Tahun 1944, PUTERA dibubarkan dan digantikan oleh organisasi baru Jawa Hokokai (Kebangkitan Rakyat Jawa). Gedung Menteng 31 menjadi markas bagi mereka dan para pemuda tak lagi diperbolehkan untuk berkegiatan di sana.

Tempat merancang aksi kemerdekaan

Menjelang kemerdekaan, para pemuda menyusun rencana di Gedung Menteng 31 tersebut. Di tempat itu juga lah, mereka memutuskan untuk membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok untuk melalukan Proklamasi Kemerdekaan segera mungkin.

Pascakemerdekaan, gedung ini masih terus menjadi saksi bisu aksi para pemuda. Beberapa aksi itu di antaranya mendesak pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), organisasi Barisan Pemuda, dan lain sebagainya.

Pada tahun 1974, gedung ini diresmikan sebagai museum dan beroperasi hingga hari ini.

Museum Joang 45 beroperasi setiap hari Selasa sampai Minggu, pukul 9.00 WIB hingga 16.00 WIB. Biaya per tiketnya sangat terjangkau, yaitu Rp 5.000 untuk dewasa, Rp 3.000 untuk mahasiswa, dan Rp 2.000 untuk pelajar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

TikToker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

TikToker Galihloss Terseret Kasus Penistaan Agama, Ketua RW: Orangtuanya Lapor Anaknya Ditangkap

Megapolitan
Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Warga Rusun Muara Baru Antusias Tunggu Kedatangan Gibran Usai Penetapan KPU

Megapolitan
Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Pembatasan Kendaraan Dianggap Bisa Kurangi Macet Jakarta, Asalkan Transportasi Publik Baik

Megapolitan
Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com