Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berangkat dari Pergulatan Batin, Kini Viani Limardi Akan Buka Kembali Pengaduan Masyarakat di Balai Kota

Kompas.com - 16/08/2019, 08:47 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

"Pak Ahok waktu itu masih di Mako Brimob, aku berpikir mau menunggu berapa lama lagi. Daripada menunggu yang tidak pasti, kenapa enggak kita saja yang membuat perubahan. Sekecil apapun itu, kita lakukan saja semampu kita," ujar Viani.

"Tapi aku memutuskan untuk maju sebagai caleg DPRD DKI karena aku merasa terpanggil di Jakarta. Ini adalah tempat tinggalku, aku mau berkarya di sini (Jakarta)," lanjutnya.

Perjuangan di dapil neraka

Pergulatan batin belum usai karena Viani harus memutuskan daerah pemilihannya (Dapil). Viani pun meminta waktu selama sebulan untuk blusukan ke wilayah Jakarta. Ia ingin melihat secara langsung kondisi masyarakat Jakarta.

Hingga akhirnya, ia memutuskan untuk maju sebagai caleg dapil DKI Jakarta 3 yang mencakup Tanjung Priok, Penjaringan, dan Pademangan.

"Yang benar-benar membuat aku memutuskan memilih dapil DKI Jakarta 3 adalah Tanjung Priok. Alasannya, Tanjung Priok adaah salah satu wilayah di Jakarta dengan kondisi terparah," ungkap Viani.

Baca juga: 7 Fakta di Balik Artis Lolos ke Senayan: Krisdayanti Ungguli Wasekjen PDI-P, Tommy Kurniawan Lolos Dapil Neraka

Sebagian besar rekannya meragukan pilihan Viani. Menurut mereka, dapil DKI Jakarta 3 adalah dapil neraka bagi Viani yang merupakan keturunan Tionghoa.

Namun, Viani tetap yakin dengan pilihannya tersebut. Ia tak gentar menghadapi penolakan masyarakat dengan alasan keturunan Tionghoa.

Fakta di lapangan pun berbanding terbalik dengan keraguan rekan-rekan Viani. Masyarakat dapil DKI Jakarta menerima Viani selama masa kampanye dengan baik. Tak pernah ada penolakan atau pengusiran. Viani merasakan kehangatan keluarga dan toleransi antar masyarakat.

"Tapi menariknya aku merasa selama kampanye, aku merasa diterima dengan sangat baik. Aku enggak pernah diintimidasi atau diusir. Sampai sekarang jika aku berkunjung ke Tanjung Priok, aku merasa di rumah. Orang-orangnya sangat beragam, toleransinya sangat tinggi, dan semua orang membaur," ujar Viani.

Viani sadar bahwa terpilihnya dirinya sebagai anggota dewan adalah awal perjuangan bersama rakyat. Ia ingin menjalankan visi misi yang ia sampaikan selama masa kampanye.

Ia pun ingin menuntaskan masalah masyarakat Jakarta yang ia dengar selama blusukan. Salah satu visinya adalah membuka kembali pengaduan masyarakat di Balai Kota.

"Begitu aku dilantik, aku akan membuka lagi pengaduan masyarakat yang dulu ada pada zaman Bapak Ahok di Balai Kota. Masyarakat boleh datang setiap hari ke Kebon Sirih, menemui aku, sampaikab keluhannya, nanti kita follow up untuk penyelesaiannya," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com