"Pak Ahok waktu itu masih di Mako Brimob, aku berpikir mau menunggu berapa lama lagi. Daripada menunggu yang tidak pasti, kenapa enggak kita saja yang membuat perubahan. Sekecil apapun itu, kita lakukan saja semampu kita," ujar Viani.
"Tapi aku memutuskan untuk maju sebagai caleg DPRD DKI karena aku merasa terpanggil di Jakarta. Ini adalah tempat tinggalku, aku mau berkarya di sini (Jakarta)," lanjutnya.
Perjuangan di dapil neraka
Pergulatan batin belum usai karena Viani harus memutuskan daerah pemilihannya (Dapil). Viani pun meminta waktu selama sebulan untuk blusukan ke wilayah Jakarta. Ia ingin melihat secara langsung kondisi masyarakat Jakarta.
Hingga akhirnya, ia memutuskan untuk maju sebagai caleg dapil DKI Jakarta 3 yang mencakup Tanjung Priok, Penjaringan, dan Pademangan.
"Yang benar-benar membuat aku memutuskan memilih dapil DKI Jakarta 3 adalah Tanjung Priok. Alasannya, Tanjung Priok adaah salah satu wilayah di Jakarta dengan kondisi terparah," ungkap Viani.
Sebagian besar rekannya meragukan pilihan Viani. Menurut mereka, dapil DKI Jakarta 3 adalah dapil neraka bagi Viani yang merupakan keturunan Tionghoa.
Namun, Viani tetap yakin dengan pilihannya tersebut. Ia tak gentar menghadapi penolakan masyarakat dengan alasan keturunan Tionghoa.
Fakta di lapangan pun berbanding terbalik dengan keraguan rekan-rekan Viani. Masyarakat dapil DKI Jakarta menerima Viani selama masa kampanye dengan baik. Tak pernah ada penolakan atau pengusiran. Viani merasakan kehangatan keluarga dan toleransi antar masyarakat.
"Tapi menariknya aku merasa selama kampanye, aku merasa diterima dengan sangat baik. Aku enggak pernah diintimidasi atau diusir. Sampai sekarang jika aku berkunjung ke Tanjung Priok, aku merasa di rumah. Orang-orangnya sangat beragam, toleransinya sangat tinggi, dan semua orang membaur," ujar Viani.
Viani sadar bahwa terpilihnya dirinya sebagai anggota dewan adalah awal perjuangan bersama rakyat. Ia ingin menjalankan visi misi yang ia sampaikan selama masa kampanye.
Ia pun ingin menuntaskan masalah masyarakat Jakarta yang ia dengar selama blusukan. Salah satu visinya adalah membuka kembali pengaduan masyarakat di Balai Kota.
"Begitu aku dilantik, aku akan membuka lagi pengaduan masyarakat yang dulu ada pada zaman Bapak Ahok di Balai Kota. Masyarakat boleh datang setiap hari ke Kebon Sirih, menemui aku, sampaikab keluhannya, nanti kita follow up untuk penyelesaiannya," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.