Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Bekasi, Gelanggang Sabung Nyawa Pejuang Kemerdekaan Indonesia

Kompas.com - 17/08/2019, 07:37 WIB
Vitorio Mantalean,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

 

BEKASI, KOMPAS.comBekasi dijuluki Kota Patriot. Penamaan ini tidak sembarang. Meskipun warganet memandang sebelah mata, namun rupanya Bekasi merekam sejarah, bagaimana rakyat melawan kembalinya Belanda pascaproklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Dinukil dari buku Sejarah Singkat Kabupaten Bekasi (2019) karangan sejarawan Ali Anwar, Belanda datang lagi ke Pulau Jawa setelah Ir Soekarno menyatakan proklamasi kemerdekaan. Belanda datang diboncengi tentara sekutu, Inggris.

Pesawat sekutu mendarat darurat di Kampung Rawa Gatel, Cakung , 23 November 1945. Waktu itu, Cakung masih masuk dalam kewedanaan atau daerah tingkat II dari Bekasi.

Baca juga: 7 Cara Merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia

Pejuang Bekasi kemudian melibas 26 orang tentara Sekutu. Penyerangan itu memantik peristiwa yang lebih besar skalanya.

Sekutu membakar pusat kota dan kampung-kampung di Bekasi pada 13 Desember 1945.

Di lain sisi, Jakarta sudah ditetapkan sebagai kota diplomasi sehingga Tentara Keamanan Rakyat (TKR) diperintahkan mundur ke luar Jakarta.

Awal tahun 1946, kondisi darurat memaksa Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta memindahkan ibukota ke Yogyakarta.

Baca juga: Cerita Di Balik Mobil Curian untuk Bung Karno

Belanda dan Sekutu ada di Jakarta, sedangkan tentara Indonesia berada di luarnya, dengan persebaran paling banyak di sisi timur Jakarta: Bekasi, Cikarang, Cikampek dan Karawang.

Letaknya yang berdampingan langsung dengan Jakarta membuat Bekasi jadi garda terdepan perlawanan terhadap Belanda.

Padahal, pusat komando ada di Karawang. Tetapi, tapal batas penjajah-pribumi saat itu ada di Kali Cakung yang membentang hingga Cilincing serta Kali Buaran yang memanjang sampai Cileungsi.

Sulit Ditaklukkan

Ali Anwar mengatakan, Bekasi punya keistimewaan tersendiri dibandingkan kota-kota lain sehingga layak dinobatkan sebagai Kota Patriot.

Sejarawan Bekasi, Ali Anwar. alianwar.wordpress.com Sejarawan Bekasi, Ali Anwar.
Belanda dan sekutu butuh waktu lama hanya untuk menaklukkan Bekasi.

"Bayangkan, April 1946, Belanda sudah bisa masuk ke Bandung, dengan sebelumnya lewat Bogor, Cianjur dan Sukabumi. Tapi, bulan Juni 1946, Belanda cuma baru menguasai wilayah yang awalnya dari Kali Cakung, sampai ke Kali Bekasi," jelas Ali saat berbincang dengan Kompas.com, Jumat (16/8/2019).

Serangan Belanda secara masif pada 10 Juni 1946 merobek pertahanan Bekasi di Kali Cakung hingga sebelah barat Kali Bekasi.

Baca juga: Ternyata, Ada Bungker yang Tembus ke Stasiun Tambun di Gedung Juang

Untuk membendung laju pasukan Belanda, pejuang Bekasi memutus jembatan jalan raya Kali Bekasi tiga hari berselang.

Halaman:


Terkini Lainnya

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDIP Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Disorot, Dinas Citata: Itu Masih Perencanaan

Megapolitan
Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Gerak Gerik NYP Sebelum Bunuh Wanita di Pulau Pari: Sempat Menyapa Warga

Megapolitan
Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Tunggak Biaya Sewa, Warga Rusunawa Muara Baru Mengaku Dipersulit Urus Administrasi Akte Kelahiran

Megapolitan
Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Pedagang Bawang Pasar Senen Curhat: Harga Naik, Pembeli Sepi

Megapolitan
Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Baru Beraksi 2 Bulan, Maling di Tambora Curi 37 Motor

Megapolitan
'Otak' Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

"Otak" Sindikat Maling Motor di Tambora Ternyata Residivis

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Perempuan yang Ditemukan di Pulau Pari Dicekik dan Dijerat Tali Sepatu hingga Tewas oleh Pelaku

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

PDI-P Mulai Jaring Nama Cagub DKI, Ada Ahok, Basuki Hadimuljono hingga Andika Perkasa

Megapolitan
KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

KTP 8,3 Juta Warga Jakarta Bakal Diganti Bertahap Saat Status DKJ Berlaku

Megapolitan
Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan Dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat Dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com