"Ada pelatihan-pelatihan, makanya kita dapat kader-kader yang terbaik. Dan begitu kita dapat yang baik, bisa dilihat perolehan suara PAN itu signifikan banget," ujar Zita.
Zita mulanya banyak membuat pelatihan dan acara-acara seremonial sebagai metode kampanyenya. Namun, sang ayah, Zulkifli Hasan, menyebut metode kampanye itu tidak efektif.
Baca juga: Jatuh Bangun Hardiyanto Kenneth, Minoritas yang Dapat Kepercayaan Jadi Anggota Baru DPRD DKI
"Papaku bilang itu enggak efektif. Dia pas tahu aku bikin seremoni gitu, aku diketawain, 'Kamu enggak akan menang kalau kayak gitu'," tutur Zita.
Zulhas, kata Zita, memberi tahu bahwa metode kampanye yang efektif adalah bertemu orang sebanyak-banyaknya.
Zita akhirnya mengubah total metode kampanyenya menjadi pertemuan tatap muka.
"Jadi aku kunjungan. Kunjungan itu maksimal satu hari 10 titik. Aku kampanye totalnya sembilan bulan, itu non-stop. Jadi hampir 500 titik yang aku kunjungi," tuturnya.
Dengan strategi kampanye yang diberi tahu sang ayah, Zita akhirnya lolos menjadi anggota DPRD DKI dengan perolehan 14.701 suara.
Selama masa kampanye, Zita mengaku banyak dibantu guru-guru PAUD yang mendorongnya nyaleg.
Zita tidak mau ayahnya ikut turun mengampanyekan dirinya. Ia tidak mau dikenal hanya karena sosok sang ayah.
"Tapi ya enggak bisa dipungkiri, ada momen-momen yang masyarakat kita tuh seneng kalau ada ketum PAN, kan dia lebih terkenal dari aku," ujar Zita.
Karena itu, Zita menyebut Zulhas hanya membantunya di akhir masa kampanye.
"Di ending, ketika sudah puncaknya itu kan memang jumlah massa udah banyak, itu dia (Zulhas) ikut bantu kampanye, paling totalnya tiga kali," ucapnya.
Zita berjanji akan memperjuangkan nasib guru-guru PAUD di Jakarta setelah ia dilantik sebagai anggota legislatif pada 26 Agustus mendatang.
Sebab, menurut dia, guru-guru PAUD di Jakarta tidak sejahtera. Padahal, peran guru-guru PAUD sangat penting dalam mendidik anak-anak.
Zita juga ingin memperjuangkan nasib guru-guru PAUD karena mereka adalah yang mendorongnya nyaleg.
"Aku sudah janji sama ibu-ibu PAUD, aku pun maju itu untuk mereka. Jadi, guru PAUD itu, aku pengin perjuangin gajinya karena mereka enggak punya gaji," kata Zita.
Selain itu, Zita juga menyoroti kehidupan warga Jakarta yang kebanyakan tidak mampu dan tinggal di daerah kumuh.
Baca juga: Ima Mahdiah, Eks Staf Ahok, Punya 2 Cara Hindari Korupsi di DPRD DKI
Selama masa kampanye, Zita mengaku prihatin melihat kehidupan mereka. Menurutnya, kehidupan warga Jakarta yang kumuh disebabkan karena warga tidak memiliki konsep kebersihan.
"Konsep kebersihan itu menurut aku satu hal kecil tapi disepelein, tapi kalau diselesaikan, itu bisa give a lot of impact," tuturnya.
Dengan adanya konsep kebersihan, kata Zita, warga Jakarta dan anak-anaknya akan sehat. Mereka juga akhirnya bisa bekerja dengan produktif.