JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah pengemudi taksi online berunjuk rasa di depan Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Mereka mengatasnamakan Gergaji atau gerakan genap ganjil. Para pengemudi ini menuntut agar pengemudi taksi online dikecualikan dalam pembatasan ganjil genap yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Pada intinya kami ingin memberikan akses kepada teman-teman yang khususnya bergeliat di transportasi online untuk bisa mengakses masuk dalam zona ganjil genap. Kami tidak menghilangkan ganjil genap perlu dicatat, tapi memberikan akses kepada kita sebagai driver online untuk biasa mengakses ke dalam jalur ganjil genap," ucap adminisator aksi Alifamansyah di lokasi, Senin (19/8/2019).
Baca juga: Para Pengemudi Taksi Online Tolak Pakai Pelat Kuning untuk Bebas Ganjil Genap
Alif menyebut ada sekitar 500 pengemudi dari Jakarta, Bogor, Depok, hingga Bekasi yang berunjuk rasa. Mereka meminta untuk bisa bernegosiasi dengan Pemprov DKI Jakarta.
Ia mengatakan bahwa kendaraan online seharusnya diberikan stiker sebagai penanda untuk dikecualikan dalam ganjil genap.
Menurut dia, hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan nomor 118 tahun 2018.
"Itu pasti bersangkuat paut karena memang dalam penerapan 118 itu kita mengacu pada hal tersebut. Kemungkinan hanya stiker baru pertanda aja jadi nanti ada lampiran KP (kartu pengawas) sebagai acuan kita bisa mengakses jalan-jalan tersebut," kata dia.
Baca juga: Organda: Kalau Tak Mau Kena Ganjil Genap, Taksi Online Harus Pakai Pelat Kuning
Akibat adanya unjuk rasa ini pun, jalan di depan Balai Kota padat merayap lantaran mobil pengemudi taksi online yang diparkir di jalan.
Mereka mengokupasi dua lajur jalan hingga hanya menyisakan satu lajur untuk para pengendara lainnya.
Diketahui, Pemprov DKI Jakarta tengah melakukan uji coba perluasan sistem pembatasan kendaraan yang berlaku di 25 ruas jalan berdasarkan nomor polisi ganjil dan genap.
Angkutan umum dengan pelat kuning menjadi salah satu jenis kendaraan yang dikecualikan dari aturan itu. Artinya, angkutan umum pelat kuning tidak terkena aturan ganjil genap.
Baca juga: BPTJ: Tahun Ini Sistem Ganjil Genap Harusnya Selesai, Digantikan ERP
Mencermati itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Budi Sumadi menilai bahwa aturan tersebut harus berlaku adil bagi seluruh angkutan umum.
Jika taksi konvensional berpelat kuning tidak terkena sistem ganjil genap, Budi Karya menyebut taksi online pun harusnya bisa beroperasi layaknya taksi konvensional.
"Kan taksi biasa boleh, mestinya mereka boleh juga kan. Ini yang saya sampaikan equility," kata Budi Karya di Parkiran Plaza Selatan, Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Minggu (11/8/2019).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.