JAKARTA, KOMPAS.com - Suasana di lantai tiga Pasar Kenari, Jakarta Pusat tampak hening dan lengang, Senin (18/8/2019). Berbeda dengan kios-kios di lantai lainnya yang saling berhimpitan, kios di lantai ini tertata dengan rapi dan teratur.
Lantai tiga di pasar tersebut dikenal sebagai pasar buku Jakbook. Tempat itu diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada bulan April lalu.
Sesuai namanya, kios-kios di Jakbook dipenuhi oleh penjual buku murah. Interiornya sangat berbanding terbalik dengan suasana pasar pada umumnya.
Lantai pasar ini dilapisi dengan keramik dan temboknya dicat dengan warna putih. Ruangannya dilengkapi dengan mesin penyejuk. Di sisi-sisi dinding terpasang sejumlah jendela yang menjadi sumber penerangan.
Baca juga: Pedagang Keluhkan Sepinya Sentra Buku Pasar Kenari
Di beberapa tempat, terdapat panggung kecil dengan hiasan rumput palsu sebagai tempat bagi pengunjung untuk bersantai sambil membaca buku. Selain panggung, meja-meja panjang serta kursi juga tersedia bagi pengunjung.
Namun, di antara banyaknya penjual buku dan ruang pasar yang luas, hampir tidak terlihat adanya pengunjung di tempat tersebut.
Sejak Jakbook diresmikan, sentra buku ini cukup jarang didatangi pengunjung. Hal ini diakui oleh Indah, salah seorang pemilik kios di Jakbook.
"Sebenarnya kalau untuk lokasi ini oke, cuma di sini orang belum pada tahu. Jadi masih agak sepi," tutur Indah.
Baca juga: DKI Resmikan Jakbook, Pasar Buku Pertama di Jakarta
Sebelumnya, Indah berjualan buku di Terminal Senen, Jakarta Pusat. Sepinya pengunjung sangat ia sayangkan. Pasalnya, suasana di Jakbook sebenarnya sangat nyaman dan memiliki fasilitas yang lengkap.
Indah berharap, dengan berjualan di Jakbook, usahanya bisa berlangsung semakin baik.
"Mudah-mudahan ini bisa berjalan dengan lancar. Sudah begitu juga tempatnya kan enak, nyaman," kata dia.
Hampir serupa dengan Indah, pemilik kios Toko Rejeki, Tini, juga mengaku jumlah pembeli di Jakbook cenderung sepi. Meski begitu, berjualan di sana jauh lebih menguntungkan dibanding ketika ia berjualan buku di kawasan Jalan Kramat, Jakarta Pusat.
Baca juga: Bila Barangnya Lebih Mahal, Peserta Jakbook Beri Ganti Rugi 2 Kali Lipat
"Sebenarnya lumayan di sini, loh. Waktu kita sebulan puasa saja saya sudah mencapai target Rp 30 juta," ujar Tini.
Keuntungan Tini diperoleh sejak Jakbook baru pertama kali diresmikan. Selain itu, ia juga mengakui terbantu dengan harga sewa kios yang terjangkau.
"Kalau di Kramat, (harga) kiosnya mahal. Kalau di sini standar lah, karena Pemda punya jadi murah," ucap Tini.