Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Irfan Maullana
Jurnalis, penyuka musik dan film

Penyuka musik dan film. Bergabung dengan Kompas.com sejak 2009 dan menjadi editor di desk Entertainment mulai 2015. Kini menjadi asisten editor desk Megapolitan.

Alarm Itu Sudah Dibunyikan Green Religion Sejak 12 Tahun Lalu

Kompas.com - 21/08/2019, 11:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA 1975, untuk kali pertama ilmuwan Wallace Smith Broecker memopulerkan istilah global warming atau pemanasan global lewat sebuah artikel.

Namun, kala itu banyak yang tidak memahami apa yang menjadi dasar kekhawatiran Broecker. Padahal isunya jelas, yakni kenaikan tingkat karbon dioksida pada atmosfer yang akan menyebabkan pemanasan secara global.

Setelah 37 tahun berlalu, keresahan yang sama mengusik sutradara Adi Putra. Pada 2007 lalu, di ajang Think Act Change, Adi menumpahkan buah pikirannya melalui film pendek berjudul Green Religion.

Bersama penata gambar Ade Kurniadhi, sutradara kelahiran Jakarta 6 Oktober 1989 itu mengemas cerita global warming yang berdurasi 14 menit dengan pendekatan keagamaan.

"Nature is damaged, where is religion," demikian pesan yang tertulis dalam film dokumenter tersebut.

Adi kemudian menjabarkan maksud pesan tersebut melalui cuplikan wawancara yang ia lakukan dengan seorang pendakwah Islam, Ustaz Jefri Al Buchori (almarhum), tentang firman Tuhan yang berbunyi, "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia."

Wajar saja kalau pria, yang pernah mewakili Indonesia di karpet merah berkat film pendek karyanya berjudul Adam dan diputar Festival Film Internasional Cannes ke-65 tahun 2012 di Palais des Festival, Cannes, Perancis, tersebut mengangkat isu global warming dengan pendekatan keagamaan.

Toh kala itu, seperti diceritakannya dalam Green Religion, masyarakat Ibu Kota belum begitu melek akan perkara pemanasan global. Di sinilah alarm itu untuk kali pertama berbunyi!

Dalam petikan wawancara Adi dengan seorang pendeta bernama Ivan Tanatmadja, dijelaskan bahwa pada 2007 setidaknya para pengkhotbah sudah menyampaikan agar umatnya bisa berhemat energi, paling tidak mengurangi jumlah kendaraan dan pengunaannya.

"Kami (para pengkhotbah) mengimbau, 'Hei, hemat energi ya, satu rumah kalau bisa satu mobil saja'," kata Ivan dari Gereja Tiberias dalam Green Religion.

"Sekarang seberapa sih jemaat kita, enggak sampai 100.000, tapi taruhlah 150.000. Sekarang yang punya mobil taruh lah satu banding 10.000 sampai 15.000, enggak sebanding," imbuhnya.

Seperti diketahui, salah satu penyebab global warming adalah meningkatnya gas karbon monoksida dari kendaraan bermotor

Penyebab pemanasan global ini disebabkan oleh aktivitas manusia sendiri. Semakin padat penduduk di seluruh dunia dan populasi manusia terus bertamabah, maka jumlah kendaraan bermotor juga akan selalu berlipat ganda.

Efek kendaraan bermotor sangat berpengaruh bagi pemanasan global karena gas yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor adalah gas karbon monoksida yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Gas ini juga menyebabkan efek rumah kaca.

Jakarta kota dengan kualitas udara terburuk di dunia

Tak terasa sudah 12 tahun berlalu sejak kali pertama alarm Green Religion yang dirilis Adi meraung.

Kini, apa yang menjadi bahan obrolan sutradara sekaligus fotografer yang beken dengan akun Instagram @adipvtra dengan Ivan tentang hemat energi serta membatasi kendaraan mulai nyata dampaknya.

Karena itu, mari kita singgung soal Jakarta yang dinyatakan memiliki indeks kualitas udara terburuk di dunia.

Pada 16 Mei 2018, Sandiaga Uno pernah mengatakan bahwa Jakarta baru saja meraih prestasi yang tidak membanggakan soal kualitas udara.

Halaman:


Terkini Lainnya

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Momen Lebaran, Pelanggan Borong Mainan sampai Rp 1 Juta di Pasar Gembrong Jatinegara

Megapolitan
Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Tengah Malam, Api di Toko Bingkai Mampang Kembali Menyala

Megapolitan
Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Polisi Bakal Periksa Pelapor dan Saksi Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa Doktoral ke Filipina

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 19 April 2024 dan Besok: Siang ini Hujan Sedang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Terdengar Ledakan Keras Sebelum Toko Bingkai di Mampang Terbakar

Megapolitan
Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Cara ke Aviary Park Bintaro Naik Transportasi Umum

Megapolitan
Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Ratusan Orang Tertipu Program Beasiswa Doktoral di Filipina, Uang Para Korban Dipakai Pelaku untuk Trading

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

[POPULER JABODETABEK] Akhir Arogansi Sopir Fortuner yang Mengaku Anggota TNI | Masyarakat Diimbau Tak Sebar Video Meli Joker

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Pengemudi Fortuner Arogan Berpelat Dinas TNI Palsu Bakal Jalani Pemeriksaan Psikologi

Megapolitan
Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com