JAKARTA, KOMPAS.com - Biasanya bank sampah menawarkan uang tunai kepada para nasabahnya. Namun, bank sampah di Kecamatan Koja Jakarta Utara berani menawarkan hal menarik dan berbeda.
Bank Sampah Majelis Taklim Kecamatan Koja namanya, mereka menawarkan fasilitas jalan-jalan gratis ke tiga negara dan umrah bagi warga yang menabung sampah di sana.
Gus In pengelola bank sampah tersebut mengatakan bahwa pada awal bank sampah tersebut terbentuk pada 2014, mereka juga memberikan uang tunai kepada warga yang menabung di sana. Akhirnya, ide jalan-jalan dan umrah muncul setahun belakangan.
"Mereka (nasabah) bilang, bagaimana kalau kita bisa berangkat bisa tur ke luar negeri tanpa mengeluarkan uang dari suami," kata Gus In saat ditemui wartawan Selasa (20/8/2019) kemarin.
Baca juga: Bank Sampah di Koja Hadiahkan Nasabah Liburan ke Luar Negeri, Apa Syaratnya?
Bekerja sama dengan nasabah-nasabahnya, ide jalan-jalan ke luar negeri itu akhirnya bisa di wujudkan. Para nasabah diminta untuk menabung sampah senilai Rp 475.000 per bulannya selama setahun.
Sampah yang bisa ditabung di bank sampah ini adalah sampah-sampah organik yang bisa di daur ulang.
Nilai masing-masing sampah yang diserahkan pun berbeda-beda. Jika nasabah menyetor sampah yang tidak dipilah harganya Rp 2.000. Nilai lebih besar akan didapatkan apabila sampah sudah di sortir sesuai dengan jenis-jenis
Untuk botol plastik, harga per kilo-nya Rp 4.500, gelas plastik Rp 5.500 per kilo, kertas putih Rp 2.000 per kilo, kertas duplek berwarna Rp 600 per kilo, sementara koran mencapai Rp 8.000 per kilo.
"Tapi harus bersih ya, kalau sampah diambil dari got kita enggak mau, karena enggak mendidik, kan biar memilah sampah dari sumbernya," ujar Gus In.
Setelah 12 bulan berjalan, akhirnya pada mereka memberangkatkan 40 nasabah untuk berwisata di Malaysia, Singapura, dan Thailand pada 6-12 Juli 2019.
Tak hanya sekedar memfasilitasi pulang pergi para nasabah, Bank sampah Majelis Taklim Kecamatan Koja memberikan koper, transportasi, penginapan di hotel bintang empat, serta makan di restoran.
Bahkan bagi nasabah yang total tabungannya melebihi target sebesar Rp 5,7 juta, Bank Sampah Majelis Taklim Koja membagikannya kepada nasabah agar bisa dipakai sebagai membeli oleh-oleh.
Luncurkan program umrah
Setekah sukses memberangkatkan 40 orang nasabah, Gus In mengatakan bahwa program jalan-jalan itu kembali ia buka dan sejauh ini sudah ada 20 nasabah yang mendaftar.
Namun, kemudian pihaknya meluncurkan inovasi baru, yakni umrah dengan menabung sampah.
Baca juga: Enam Daerah di Jabar Miliki Pusat Daur Ulang dan Bank Sampah Induk
"Untuk yang Umrah itu targetnya Rp 1 juta per bulan, selama 17 bulan," ucapnya.
Tak butuh waktu lama untuk Bank Sampah Majelis Taklim Kecamatan Koja menggaet nasabah. Dua bulan program berjalan total sudah ada 10 nasabah yang mendaftar.
Kumpulkan 200 kilogram sampah per hari
Danpak positif dari program-program tersebut, kata Gus In jumlah sampah yang mereka kumpulkan meningkat drastis.
"Kalau sehari itu, kita katakan 10 kilogram saja (per orang) total itu bisa 200 kilogram sehari dan itu dari nasabah yang banyak. Itu dari sampah aja," ujar Gus in.
Bahkan sakin tingginya antusiasme warga, ada satu hal yang membuat Gus In begitu bahagia.
"Yang saya sangat gembira ketika orang kaya datang dari Cinere itu bawa sampah dengan mobil mewah, hanya menabung sampah ke sini. Nah itukan luar biasa, istilahnya di luar dugaan saya lah," kata dia
Gus in mengatakan pihaknya masih akan terus berinovasi untuk menghadirkan program-program lain untuk membahagiakam para nasabah.
Tentu juga seiring dengan misi utama pengadaan bank sampah yakni mengurangi sampah dari sumbernya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.