JAKARTA, KOMPAS.com - Menjelang musyawarah nasional (Munas) pada Desember 2019 mendatang, Kantor DPP Golkar di Jalan Anggrek Neli, Slipi, Jakarta Barat dilempar bom molotov oleh orang tak dikenal.
Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (21/8/2019) sekitar pukul 03.05 WIB.
Kompas.com telah merangkum 4 fakta terkait peristiwa pelemparan bom molotov ke kantor DPP Golkar.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, bom molotov itu dilempar oleh empat pria yang mengenakan masker dan helm.
Ada dua molotov yang dilemparkan. Bom molotov itu dirangkai dalam dua botol bekas sirup yang berisi bahan bakar bensin.
Keempat pelaku mengendarai dua kendaraan bermotor Honda Vario putih dan Yamaha N-Max warna hitam.
"Empat orang laki-laki tidak dikenal dengan mengendarai dua kendaraan sepeda motor, berboncengan dengan memakai helm tertutup dan masker," kata Argo.
2. Bom molotov sempat dinyalakan
Argo menyebut, salah satu bom molotov sempat dinyalakan oleh salah satu pelaku sebelum melemparnya ke dalam area kantor DPP Partai berlogo pohon beringin tersebut.
"Menurut keterangan saksi bahwa botol kedua yang akan dilemparkan sempat dinyalakan oleh pelaku namun api tidak menyala dikarenakan panik melihat saksi," ujar Argo.
Baca juga: Pasca-pelemparan Bom Molotov, Kantor DPP Golkar Dijaga Polisi
Awalnya, satu bom molotov dilempar oleh pelaku yang berboncengan menggunakan motor Yamaha N-Max warna hitam.
Kemudian, satu bom molotov lainnya dilemparkan oleh pelaku lainnya yang berboncengan menggunakan motor Honda Vario putih.
Bom itu pun mengenai pintu pagar besi kantor. Tak ada kerusukan akibat pelemparan bom molotov tersebut. Para pelaku pun langsung melarikan diri usai melakukan aksinya.
Saat ini, polisi tengah menyelidiki identitas oknum yang melempar bom molotov tersebut.
Polisi memeriksa rekaman CCTV di Kantor DPP Golkar untuk mengetahui identitas pelaku pelemparan bom molotov itu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.