Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/08/2019, 09:11 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Jessi Carina

Tim Redaksi

Kala itu Agus menyebutkan bahwa Puskesmas Kelurahan Kamal Muara mengakui bahwa ada kelalaian yang terjadi sehingga obat kedaluwarsa itu diberikan kepada pasien.

"Namun kemungkinan pada saat itu saja, petugas kami dalam keadaan lalai pada hari itu saja," ujar Agus waktu itu.

Agus juga mengatakan bahwa tiga strip obat yang diberikan puskesmas pada korban waktu itu adalah tiga strip terakhir dari vitamin B6 yang kedaluwarsa.

Polisi juga tengah menyelidiki adanya faktor kesengajaan dalam pemberian obat kedaluwarsa tersebut.

Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Budhi Herdi Susianto menyampaikan berdasarkan keterangan dari apoteker yang berinisial HAR, Kepala Puskesmas Kecamatan Penjaringan Dr. Agus Arianto Haryoso, dan Kepala Puskesmas Kelurahan Kamal Muara yang telah menjalani pemeriksaan, mengaku bahwa peristiwa tersebut terjadi karena kelalaian.

Baca juga: Diselidiki Unsur Kesengajaan pada Kasus Ibu Hamil Diberi Obat Kedaluwarsa

"Tapi kan kami tentunya fakta-fakta dan alat bukti yang tentunya nanti kami bisa menyimpulkan apakah itu benar lalai atau apakah itu ada unsur kesengajaan," kata dia

Budhi kemudian menjelaskan bahwa berdasarkan pengakuan pihak puskesmas maupun apoteker mengaku bahwa obat tersebut rencana sudah akan dipisahkan dari obat yang layak konsumsi.

Namun, mereka mengaku belum sempat memindahkan obat tersebut dari tempatnya, sehingga pada saat obat itu dibutuhkan pihak puskesmas justru mengambil obat kedaluwarsa.

Dalam kasus itu polisi tidak akan berhenti pada orang yang memberi obat kadaluarsa tersebut.

"Nanti kami akan berjenjang. Kemudian dalam KUHP jika kita mengenal selain pelaku juga ada yang menyuruh melakukan, ada yang membujuk dan seterusnya," tuturnya.

Korban lain diimbau melapor

Budhi turut mengimbau korban-korban lain yang mendapat obat kedaluwarsa dari Puskesmas Kamal Muara untuk melapor.

Baca juga: Apoteker yang Beri Obat Kedaluwarsa ke Ibu Hamil Dibebastugaskan

"Jadi kita prinsipnya terbuka kepada masyarakat yang merasa menjadi korban atau mengalami hal seperti yang dialami Novi ini silahkan melapor," ucapnya.

Setiap laporan akan diterima dan diproses pihak kepolisan sebagai keterangan dan bukti tambahan dalam kasus ini.

Budi mengatakan penting bagi polisi untuk menyelidiki kasus ini karena menyangkut ibu hamil sebagai korbannya.

"Apalagi ini terhadap seorang manusia yang sedang berbadan dua. Tentunya ada dua nyawa tidak hanya nyawa ibu tapi juga bayi yang dikandungnya," ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Pemprov DKI Siapkan Hunian di Tower 3 Rusun Nagrak untuk Warga Kampung Bayam

Pemprov DKI Siapkan Hunian di Tower 3 Rusun Nagrak untuk Warga Kampung Bayam

Megapolitan
Detik-detik Komplotan Maling Bobol Toko Vape di Tangerang

Detik-detik Komplotan Maling Bobol Toko Vape di Tangerang

Megapolitan
Akan Diperiksa Polisi, Pemeran Pria Film Dewasa di Jaksel Mengaku Sakit Cacar

Akan Diperiksa Polisi, Pemeran Pria Film Dewasa di Jaksel Mengaku Sakit Cacar

Megapolitan
Pemprov DKI: Rusun Nagrak Masih Gratis untuk Warga Eks Kampung Bayam

Pemprov DKI: Rusun Nagrak Masih Gratis untuk Warga Eks Kampung Bayam

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tiga Tersangka dalam Bentrokan Ormas di Bekasi

Polisi Tetapkan Tiga Tersangka dalam Bentrokan Ormas di Bekasi

Megapolitan
Toko Vape di Larangan Tangerang Kemalingan, Ratusan Perlengkapan Rokok Elektornik Raib

Toko Vape di Larangan Tangerang Kemalingan, Ratusan Perlengkapan Rokok Elektornik Raib

Megapolitan
Polisi Serahkan Berkas Tersangka Kasus Produksi Film Dewasa di Jaksel ke Kejati DKI

Polisi Serahkan Berkas Tersangka Kasus Produksi Film Dewasa di Jaksel ke Kejati DKI

Megapolitan
Blok G Tanah Abang Sepi, Pedagang Masih Ditagih Retribusi

Blok G Tanah Abang Sepi, Pedagang Masih Ditagih Retribusi

Megapolitan
Pipa Air Jebol di Petamburan, Alirannya Deras dan Bikin Banjir

Pipa Air Jebol di Petamburan, Alirannya Deras dan Bikin Banjir

Megapolitan
Pipa Air PAM Jebol di Petamburan, Diduga Akibat Akar Pohon

Pipa Air PAM Jebol di Petamburan, Diduga Akibat Akar Pohon

Megapolitan
Rampas Motor dan HP Remaja di Tambora, 8 Anggota Geng 'Batrhix Putra' Ditangkap Polisi

Rampas Motor dan HP Remaja di Tambora, 8 Anggota Geng "Batrhix Putra" Ditangkap Polisi

Megapolitan
Selain Tersaingi 'Live Shopping', Pedagang di Pasar Tanah Abang juga Tergerus 'Marketplace'

Selain Tersaingi "Live Shopping", Pedagang di Pasar Tanah Abang juga Tergerus "Marketplace"

Megapolitan
Dengar Keluhan Pedagang Tanah Abang, Fraksi PDI-P: Mereka Enggak Bisa Bersaing di TikTok Shop

Dengar Keluhan Pedagang Tanah Abang, Fraksi PDI-P: Mereka Enggak Bisa Bersaing di TikTok Shop

Megapolitan
Perbaiki Fungsi Menelan, Sultan Rif'at Akan Operasi Kerongkongan

Perbaiki Fungsi Menelan, Sultan Rif'at Akan Operasi Kerongkongan

Megapolitan
Blok G Pasar Tanah Abang Sepi Pembeli, F-PDIP: Karena Tak Terhubung 'Skybridge'

Blok G Pasar Tanah Abang Sepi Pembeli, F-PDIP: Karena Tak Terhubung "Skybridge"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com