Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Soewarni 85 Tahun, Profesor Ahli Farmasi yang Pilih Hidup Mandiri di Rusun Lansia

Kompas.com - 23/08/2019, 06:06 WIB
Dean Pahrevi,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Memasuki masa tua, banyak warga lanjut usia yang memilih hidup mandiri. Alasannya, mereka tak ingin merepotkan keluarga.

Namun, Soewarni Mansjoer, nenek berusia 85 tahun, punya cerita sendiri soal keputusannya tinggal di Rusun Lansia RIA Pembangunan, Jalan Karya Bhakti, Cibubur, Jakarta Timur.

Soewarni sudah sejak 2009 menjadi penghuni rusun itu. 

Sebelum di rusun itu, dia adalah profesor ahli farmasi kedokteran di Universitas Sumatera Utara (USU). Dia mengajar di USU sebagai dosen pascasarjana bertahun-tahun hingga akhirnya memutuskan pensiun.

Baca juga: Bukan Panti Jompo, Ada Rusun Khusus Lansia di Cibubur

Tinggal di sebuah rusun bukan tanpa sebab bagi Soewarni. Cerita itu berawal saat sang suami mengajak dirinya untuk hijrah dari Medan ke Jakarta untuk menghabiskan masa tua bersama.

Sang suami pun mengajak dirinya untuk tinggal di Jakarta di sebuah rumah yang kecil dengan mobil dan seorang sopir.

"Katanya kita hijrah ke Jakarta, tinggal di rumah yang kecil saja, jangan sebesar ini, tapi kita punya sopir dan mobil. Saya bilang oke tapi saya (suami) berangkat duluan, nah saya pikir dia berangkat duluan untuk cari rumah, eh enggak tahunya dia betul-betul berangkat pulang (meninggal dunia)," kata Soewarni di STW RIA Pembangunan, Kamis (22/8/2019).

Obrolan singkat itu seakan isyarat bagi Soewarni ditinggal sang suami untuk selamanya. Pada 2006, suami tercinta Soewarni meninggal dunia tepat di pangkuannya, sesaat sebelum menunaikan shalat.

Baca juga: Ini Sejumlah Syarat untuk Huni Rusun Khusus Lansia di Cibubur

Serangan jantung telah merenggut teman hidup Soewarni itu.

Setelah itu, Soewarni hidup sendiri. Namun, dia tak ingin larut dalam kesedihan.

Setahun setelah suami wafat, Soewarni memutuskan mewujudkan impian sang suami untuk pindah ke Jakarta dan menghabiskan masa tua di sana. Dia juga tak lupa pesan sang suami agar dirinya belajar mengaji Al Quran.

"Tahun 2007 saya hijrah dari Medan. Saya jual semua harta saya di Medan dan hijrah ke Jakarta. Saya beli apartemen di Depok. Saya tinggal di sana sekaligus belajar ngaji dengan ustaz di sana," ujar Soewarni.

Namun, tinggal di sebuah apartemen seorang diri tak membuat Soewarni betah. Hal itu dibarengi dengan guru mengajinya yang juga tidak betah mengajar baca Al Quran di apartemen.

"Di apartemen saya sendiri, belajar ngaji di apartemen juga, katanya saya enggak betah mengajar ngaji di sini karena yang lewat itu (di sekitar apartemen) orang-orang yang tidak berjilbab," ujar Soewarni.

Soewarni Mansjoer (kedua dari kiri), lansia di Sasana Tresna Wreda RIA Pembangunan, Cibubur, Jakarta Timur, tengah bermain scarbble, Kamis (22/8/2019). Ia dulu seorang profesor ahli farmasi.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Soewarni Mansjoer (kedua dari kiri), lansia di Sasana Tresna Wreda RIA Pembangunan, Cibubur, Jakarta Timur, tengah bermain scarbble, Kamis (22/8/2019). Ia dulu seorang profesor ahli farmasi.

Selama satu setengah tahun tinggal di apartemen, Soewarni akhirnya pindah pada 2009 ke STW RIA Pembangunan di sebuah rusun di lantai 2.

Berkat bantuan sanak saudaranya yang tinggal di Jakarta sebagai penanggung jawab dirinya di rusun, Soewarni diterima sebagai penghuni rusun.

Baca juga: Berfasilitas Lengkap, Biaya Sewa Rusun Lansia di Cibubur Rp 8 Juta per Bulan

Di sana, Soewarni melakukan kegiatan sehari-hari sekaligus belajar membaca Al Quran di mushalla milik STW. Di sela-sela kegiatannya, dia juga bisa bersosialisasi dengan teman sebaya. 

Tak hanya itu, berkat gelar akademis sebagai profesor ahli farmasi, Soewarno pun diminta mengajar di sebuah sekolah tinggi ilmu kesehatan milik STW yang berada di samping rusun.

Dia menyetujui tawaran itu, sekaligus untuk mengisi waktu luang kegiatan di rusun, pikir Soewarni ketika itu.

"Saya sempat ngajar dari 2009 sebagai senat di Stikes. Sampai kemarin saya baru berhenti tahun ini karena saya sudah capek, saya sudah enggak kuat," ujar dia.

Kini, Soewarni hidup bahagia di Rusun Lansia RIA Pembangunan. Dia mengaku ingin menghabiskan sisa umur di rusun tersebut.

"Saya senang di sini, semua yang ada di sini adalah keluarga saya. Ya sampai meninggal (dunia), saya mau di sini," ujar Soewarni.

Baca juga: Tips Bugar Lansia, yang Anak Muda Perlu Bersiap Juga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com