Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mantan Bandar Narkoba Gunakan Mobil Iklan Selundupkan Ganja

Kompas.com - 23/08/2019, 13:51 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Walda Marison,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Charlie, alumni dan mantan bandar narkoba di sebuah universitas di Jakarta, mengaku ia menyelundupkan narkoba jenis sabu-sabu dan ganja ke kampus-kampus di wilayah Jakarta melalui berbagai modus agar tak diketahui aparat kepolisian.

Kepada Kompas.com ia membeberkan salah satu modus penyelundupan yang biasa ia lakukan.

Charlie (nama samaran) mengatakan, ia pernah menyelundupkan narkoba jenis ganja ke kampus dengan menggunakan mobil iklan sebuah produk.

"Pernah kami diantar pakai mobil tapi mobil iklan. Tapi sama teman gua, gua bayar si bos gua yang dipenjara ini. Dia bisa bayar orang memakai mobil iklan masuk ke dalam kampus.... Ganja sudah di kardus TV besar diantar pakai mobil...," ungkap Charlie.

Baca juga: Jual Ganja dan Untung Ratusan Juta Bikin Hidup Charlie Tidak Tenang

Penyelundupan narkoba menggunakan mobil iklan itu tak mengundang kecurigaan dari pihak kampus karena Charlie telah berkoordinasi dengan petugas keamanan.

"Gua sudah koordinasi sama sekuriti. 'Pak jam segini ada ini ini, jangan diganggu, lewatin'," ujar Charlie.

Untuk pendistribusian, kampus tempat Charlie kuliah selalu mendapatkan narkoba lebih banyak dibandingkan kampus lainnya.

Baca juga: Pengakuan Bandar: Demonstrasi Jadi Waktu Aman Transaksi Narkoba di Kampus

"Kampus gua harus lebih banyak, jadi ketika (kampus) lain kosong, di kampus gua masih ada. Jadi, sering kejadian kan, di kampus lain enggak ada, di kampus gua ada terus," kata dia.

Penyesalan Charlie

Cukup lihai sebagai bandar ganja di kampus selama bertahun-tahun, nyatanya Charlie menyimpan banyak penyesalan. Mulai dari hidup yang tidak tenang, hingga penyakit yang ia derita akibat efek ganja yang memabukkan.

Rasa takut juga dialami Charlie. Bagaimana tidak, ketika setorannya kepada bos di dalam penjara seret, setiap hari Charlie harus menanggung risiko dibuntuti orang-orang suruhan si bos.

"Jadi pernah bosku nurunin 100 kilogram, aku setoran cuma 50 kilogram. Nah aku dicari-cari orang, dia (bos) bayar orang. Aku enggak (berani) keluar-keluar kampus, kutunggu saja di dalam," ucapnya.

Sebagai bandar ganja, Charlie tentu tak pernah absen mengonsumsi narkoba yang dia jual di kampus. Tubuhnya pun terkena dampak negatif dari ganja setelah ia tak lagi jadi jadi pengedar.

Ia bahkan takut dengan hukuman mati yang akan dikenakan kepada pelaku pengedar narkotika.

"Saya takut hukuman mati bro," ucapnya.

Baca selengkapnya soal peredaran narkoba di Kampus di: Geliat Narkoba di Kampus: Persekongkolan Mahasiswa, Alumnus, dan Sekuriti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Betolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Betolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Dua Anggota TNI Tersambar Petir di Cilangkap, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Pasien DBD Meningkat, PMI Jakbar Minta Masyarakat Gencar Jadi Donor Darah

Megapolitan
Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Sembilan Tahun Tempati Rusunawa Muara Baru, Warga Berharap Bisa Jadi Hak Milik

Megapolitan
Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Fraksi PSI: Pembatasan Kendaraan di UU DKJ Tak Cukup untuk Atasi Kemacetan

Megapolitan
Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Polisi Pesta Narkoba di Depok, Pengamat: Harus Dipecat Tidak Hormat

Megapolitan
Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Belajar dari Kasus Tiktoker Galihloss: Buatlah Konten Berdasarkan Aturan dan Etika

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com