Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Obat Kedaluwarsa, Begini Cara Mengenalinya

Kompas.com - 24/08/2019, 13:26 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terus melakukan pengawasan untuk melindungi masyarakat dari obat-obatan dan makanan yang tidak memenuhi syarat, termasuk kedaluwarsa.

Namun, sering kali masyarakat tidak menyadari bahwa obat yang dikonsumsi atau diberikan tenaga medis sudah kedaluwarsa.

Seperti yang terjadi di Puskesmas Kamal Muara yang heboh karena memberikan obat yang sudah lewat batas waktu konsumsi kepada ibu hamil.

Perempuan bernama Novi Sriwahyuni mengaku mual dan nyeri pada kandungan setelah mengonsumsi 38 butir vitamin B6 yang kedaluwarsa.

Kasus ini kemudian ditangani Polres Metro Jakarta Utara. Polisi telah memeriksa dua bidan yang memberikan obat itu serta Kepala Puskesmas Kecamatan Penjaringan dan Kelurahan Kamal Muara dan apoteker yang memberi obat.

Baca juga: Polisi Hati-hati Tetapkan Tersangka Kasus Obat Kedaluwarsa di Puskesmas Kamal Muara

Kepala BPOM Penny K Lukito mengajak masyarakat untuk menjadi konsumen cerdas. Masyarakat juga harus waspada dan mengetahui ciri-ciri obat kedaluwarsa.

"Mari cermat saat membeli obat. Pastikan kemasan dalam kondisi baik, membaca label, mencermati izin edar produk, serta memastikan tidak melewati masa kedaluwarsa,” ujar Penny dalam siaran pers, Sabtu (24/8/2019).

Tanggal kedaluwarsa adalah batas waktu obat masih dapat digunakan dengan khasiat, keamanan, dan mutu sesuai standar yang ditentukan berdasarkan uji stabilitas yang dilakukan pada suhu dan kondisi yang sesuai dengan persyaratan penyimpanan produk.

Batas waktu maksimal produk obat yang dapat dikonsumsi sesuai dengan waktu kedaluwarsa yang tercantum dalam kemasan.

Baca juga: Kasus Ibu Hamil Diberi Obat Kedaluwarsa, Pemkot Cek Puskesmas di Jakut

Sebagai contoh, jika pada kemasan tercantum ED Agustus 2019, produk tersebut masih boleh dikonsumsi pada 31 Agustus 2019.

Penny menjelaskan, produk obat kedaluwarsa dapat mengalami penurunan potensi khasiat yang disebabkan oleh penurunan kadar obat.

"Selain itu, dapat timbul potensi peningkatan efek samping obat karena meningkatnya kadar cemaran,” kata Penny.

Cara mengenali obat kedaluwarsa

Bentuk obat bermacam-macam, ada yang bentuknya bubuk atau puyer, pil, kapsul, hingga sirup. Ciri-ciri untuk mengenali obat kedaluwarsa pun agak berbeda.

Terjadi perubahan kandungan obat jika sudah kedaluwarsa, seperti penurunan kadar, sehingga khasiat obat berkurang, selain juga dapat terurai menjadi zat lain yang dapat berbahaya bagi kesehatan tubuh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com