Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paman yang Gendong Jenazah Keponakan Tak Salahkan Puskesmas Cikokol

Kompas.com - 25/08/2019, 18:54 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Farid Assifa

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Supriyadi (40), paman yang menggendong jenazah keponakannya dari Puskesmas Cikokol, Tangerang, Banten, tidak menyalahkan pihak puskesmas karena menolak memberi pinjam mobil ambulans.

"Enggak masalah, kalau puskesmas kan melaksanakan prosedur kerja karena dia ada aturan, dia menjelaskan itu untuk membawa pasien," kata Supriyadi ketika ditemui di kediamannya di kawasan Kampung Kelapa Indah, Cikokol, Tangerang, Minggu (25/8/2019).

Ia bahkan mengatakan, pihak puskesmas sudah berusaha membantu dengan memberikan sejumlah nomor telepon agar mendapat mobil jenazah untuk membawa keponakannya, Muhammad Husen (9), yang tewas hanyut di Kali Cisadan.

Baca juga: Viral, Pria Gendong Jenazah karena Ambulans Puskesmas Tak Bisa Dipakai, Begini Cerita Lengkapnya

Hanya saja ia menyayangkan nomor-nomor yang diberikan tersebut tidak ada yang merespons permintaan Supriyadi.

Selain itu, sebelum ia menggendong jenazah Husen, pihak puskemas masih mengusahakan mobil jenazah untuk mengangkut Husen.

"Di dalem (puskemas), dia (petugas) lagi hubungin tuh, bilang ke saya 'Pak tunggu sebentar lagi saya hubungi'. Ya udah saya bilang, 'Pak, mohon maaf kalau emang udah enggak bisa lebih baik saya bawa aja'," ujar Supriyadi menceritakan percakapannya dengan petugas puskesmas.

Setelah itu, barulah Supriyadi mengangkat Husen menuju jalan raya agar ia bisa membawa jenazah keponakannya tersebut dengan sepeda motor. Ia ingin agar jenazah keponakannya itu segera dimakamkan.

Sebelumnya diberitakan sebuah video saat Supriyadi mengangkat jenazah Husen viral di media sosial.

Video itu diunggah di berbagai akun media sosial, salah satunya oleh akun Instagram @tantee_rempoong_official.

Baca juga: Kisah Sepasang Pengantin di Palembang, Menikah di Samping Jenazah Ibu

Dalam keterangan video tersebut disebutkan bahwa pria yang disebut ayah dari Husen itu meminta pihak puskesmas mengantar jenazah dengan ambulans, namun ditolak dengan alasan hanya untuk pasien sakit.

Lalu Supriyadu yang disebutkan sebagai Ayah Husen dalam video tersebut lantas menggendong jenazah itu dengan berjalan kaki hingga akhirnya ia ditolong oleh seorang pengendara mobil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Heru Budi Minta Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel Terhadap Perekonomian Jakarta

Megapolitan
Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Agusmita Terancam 15 Tahun Penjara karena Diduga Terlibat dalam Kematian Kekasihnya yang Sedang Hamil

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com