Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Fakta Peristiwa Pria Gendong Jenazah Keponakan di Puskesmas Cikokol

Kompas.com - 26/08/2019, 09:42 WIB
Jimmy Ramadhan Azhari,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan seorang pria berjalan kaki keluar dari Puskesmas Cikokol, Tangerang, sambil mengendong jenazah menjadi perbincangan netizen.

Video itu diunggah oleh berbagai akun media sosial, salah satunya akun Instagram @tantee_rempoong_official.

Namun narasi-narasi yang tersebar di media sosial cendrung berbeda dengan faktanya. Dalam akun tersebut, pria itu disebutkan sebagai ayah dari Muhammad Husen (9), korban tenggelam di Sungai Cisadane.

Padahal pria itu adalah Supriyadi (40), paman dari korban tersebut.

Baca juga: Viral, Pria Gendong Jenazah karena Ambulans Puskesmas Tak Bisa Dipakai, Begini Cerita Lengkapnya

 

Disebutkan pula bahwa Supriyadi membawa jenazah tersebut dengan berjalan kaki lantaran merasa kecewa dengan Puskemas Cikokol.

Hal itu berbeda dengan pengakuan Supriyadi. Ia mengangkat jenazah Husen dengan berjalan kaki karena ingin segera jenazah keponakannya tersebut dimakamkan.

Kompas.com merangkum sejumlah fakta mengenai peristiwa tersebut.

1. Husen tewas tenggelam di Sungai Cisadane

Jumat (23/8/2019) lalu pukul 15.00 WIB, Supriyadi mendapat kabar dari warga bahwa keponakannya tenggelam dan hanyut saat bermain bersama teman-temannya di Sungai Cisadae. Ia pun langsung mendatangi sungai.

Setiba di sana, Supriyadi mendapati keponakannya sudah di angkat oleh anggota tim SAR Kota Tangerang. Dari pengamatannya, ia menduga keponakannya sudah meninggal dunia.

Namun untuk memastikan, ia dibantu warga sekitar membawa keponakannya tersebut ke Puskesmas Cikokol.

Setiba di puskesmas, dokter-dokter yang ada langsung memeriksa korban

"Dia (dokter puskesmas) bilang, 'Pak saya cuma bisa berusaha'. Saya bilang enggak apa-apa, kalau emang enggak ketolong emang sudah takdir," kata Supriyadi di kediamannya, Minggu kemarin.

Dugaan Supriyadi benar, Husen sudah tidak bernyawa.

2. Ambulans puskesmas tidak untuk angkut jenazah

Setelah nengetahui Husen meninggal, Supriyadi ingin segera membawa pulang jenazah keponakannya agar bisa segera dimakamkan.

Ia ingin menggunakan ambulans yang ada di Puskesmas Cikokol. Namun pihak puskemas tidak menyanggupi. Alasannya, sesuai SOP (standard operating procedure) ambulans digunakan untuk mengantar-jemput pasien yang sakit dan tidak untuk mengantar jenazah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP Agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Berkunjung ke Rusun Muara Baru, Gibran Minta Warga Kawal Program Makan Siang Gratis

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget 'Papi Chulo' hingga Terjerat Narkoba

Rekam Jejak Chandrika Chika di Dunia Hiburan: Dari Joget "Papi Chulo" hingga Terjerat Narkoba

Megapolitan
Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com