JAKARTA, KOMPAS.com - Jembatan gantung di Jalan Gardu, Serengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan terus bergoyang ketika tertiup angin. Bentuknya begitu rapuh, tua, dan kusam.
Jembatan yang menghubungkan Jakarta Selatan dengan Depok ini memakai bahan seng, bambu, dan tali besi yang sudah karat.
Sekilas, orang bakal takut untuk melintas. Pasalnya, jembatan yang rapuh itu pasti akan bergoyang ketika dilintasi.
Kompas.com sempat mencoba melewati jembatan itu. Saat masuk ke langkah pertama, suara seng dan bambu yang jadi alas jembatan terdengar jelas.
"Ngek, ngek, ngek," begitu bunyinya ketika alasnya diinjak.
Terlihat ada beberapa bagian bambu bolong yang ditutupi seng seadanya.
Beberapa seng yang menutup bambu juga ada yang bolong sehingga penyeberang bisa melihat air sungai.
Selain tali sling yang sudah kendur, warga juga memasang jaring seadanya di pinggir jembatan.
Menuju ketengah, jembatan mulai bergoyang ke kanan, ke kiri. Tidak mau menyelesaikan perjalanan, Kompas.com akhirnya kembali ke pinggir.
Namun dari belakang, warga bernama Syafei (56) melenggang santai berjalan di atas jembatan.
"Nih saya jalan nih," kata dia, Senin (26/8/2019).
Jembatan kembali bergoyang seperti tadi, namun Syafei nampak tidak takut.
Dia mengatakan, jembatan ini merupakan salah satu akses andalan warga setempat untuk beraktivitas.
"Rame kalau yang kerja pagi pada lewat sini semua. Yang dagang juga lewat sini, anak-anak sekolah juga suka lewat sini," kata dia.
Melintasi jembatan memang harus hati-hati. Jika tidak, kaki bisa terjeblos ke dalam bambu yang rapuh.
"Kejeblos juga pernah. Gara - gara kakinya nginjek bambu yang bolong jadi kakinya kejeblos. Nggak samapi kecebur sih," jelas dia.
Jembatan tersebut telah beberapa kali diperbaiki. Namun, perbaikan dilakukan semampu warga.
"Ada empat kali lima kali diperbaiki mah," kata Syafei.
Ia mengatakan, banyak pejabat yang sempat mengunjungi jembatan ini. Namun, perbaikan yang dilakukan dirasa tidak pernah maksimal.
Usai diperbaiki, jembatan selalu rusak lagi. Apalagi ketika musim hujan.
Terkadang, tinggi air di kali Ciliwung bisa sampai ke permukaan jembatan.
"Pas kena air banjir dibetulin lagi. Soalnya pas kena air banjir suka ada pohon yang nyangkut," kata dia.
Meskipun sudah terbiasa dengan kondisi jembatan tersebut, Syafei berharap pemerintah memperbaiki secara permanen.
Harapannya, warga bisa melintas dengan aman dan nyaman.
"Kepengenya si ini dibetulin, secepatnya," ucap dia singkat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.