BEKASI, KOMPAS.com - Sejumlah mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung DPRD Kota Bekasi di Jalan Chairil Anwar, Bekasi Timur, Senin (26/8/2019) siang kemarin, bertepatan dengan agenda pelantikan anggota DPRD Kota Bekasi periode 2019-2024.
Mereka sengaja mengambil momen itu untuk menyuarakan aspirasinya.
Berikut adalah sejumlah fakta terkait aksi unjuk rasa itu:
Para mahasiswa yang berunjuk rasa sejak pukul 11.00 WIB itu tak sampai 50 orang jumlahnya. Beberapa di antaranya mengenakan pakaian berlogo PMII (Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia) dan HMI (Himpunan Mahasiswa Islam).
Baca juga: 5 Fakta Pelantikan Anggota DPRD Kota Bekasi 2019-2024
Mereka kalah jumlah dengan aparat yang menghalangi mereka di Jalan Chairil Anwar, di depan gedung DPRD Kota Bekasi. Meski demikian, hal itu tak menyurutkan niat mereka menyuarakan aspirasi.
Para mahasiswa bersikeras ingin menemui para anggota dewan terpilih pada aksi unjuk rasa itu. Namun, niat mereka tak kesampaian lantaran aparat membendung mereka.
Mahasiswa lalu beradu mulut dengan polisi. Polisi tak mengizinkan mereka masuk ke gedung DPRD dengan alasan sedang ada agenda pelantikan.
“Justru karena sedang pelantikan. Apakah setelah ini Bapak bisa menjamin mereka bakal ada di sini terus setiap hari?" seru seorang orator menanggapi polisi.
Ketua Pengurus Cabang PMII Kota Bekasi, Husnul, menyatakan, aksi mereka bertujuan menuntut anggota DPRD Kota Bekasi periode 2019-2024 memahami tugas pokok dan fungsi sebagai wakil rakyat.
Ia menganggap, anggota dewan yang sudah-sudah bekerja dengan kualitas yang menurun.
"Penjadwalan yang molor, rapat-rapat yang dilaksanakan kerap kali tidak kuorum sehingga mengulur waktu, rapat paripurna kerap molor hingga berjam-jam," kata Husnul dalam keterangan yang diterima Kompas.com.
"Kami mengutuk keras anggota DPRD Kota Bekasi yang biasa kami sebut duit berdasi menggengam janji. Usut tuntas hari ini Kota Bekasi darurat korupsi," tambahnya.
Beberapa kali terlibat aksi dorong-dorongan, mahasiswa akhirnya bentrok dengan polisi pada sekitar pukul 13.30 WIB. Bentrokan bermula saat sejumlah mahasiswa membakar spanduk dan menggoyang-goyangkan pintu pagar dari luar gedung DPRD Kota Bekasi.
Salah satu dari mereka juga menendang-nendang pagar itu hingga sedikit koyak. Tak berselang lama, salah seorang polisi balas menendang pintu pagar itu dari dalam hingga hampir jebol.
Sejumlah polisi kemudian mengepung mahasiswa itu. Satu-dua mahasiswa yang tetap bertahan berakhir dengan digelandang polisi, lalu tak berselang lama dilepaskan kembali. Aksi unjuk rasa pun dibubarkan paksa pada sekitar pukul 14.00 WIB.
Pimpinan sementara DPRD Kota Bekasi dari PKS, Saifuddaulah, mengucapkan terima kasih atas unjuk rasa para mahasiswa. Dia mengapresiasi kehadiran mahasiswa itu.
"Mereka punya hak untuk memberikan masukan, evaluasi, dan kritikan kepada DPRD sebagai penyelenggara pemerintahan," ujar pria yang akrab disapa Daulah tersebut usai pelantikan.
Ia lantas menyatakan bahwa pihaknya terbuka untuk mendengarkan aspirasi dan evaluasi dari mahasiswa. Daulah juga berjanji akan menindaklanjuti aspirasi para mahasiswa, walaupun kenyataan di lapangan tak seorang pun anggota dewan yang bersua dengan para mahasiswa untuk mengetahui aspirasi mereka.
Baca juga: Anggota DPRD Kota Bekasi Resmi Bertugas, Ini Kata Wali Kota
"Kami nanti akan menindaklanjuti aspriasi, jika memang itu sesuai tupoksi kami akan tampung, kemudian nanti akan ditindakanjuti dengan pertemuan pimpinan fraksi," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.