Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Demonstrasi pada Pelantikan DPRD Kota Bekasi, dari Tudingan Korupsi hingga Bentrok

Kompas.com - 27/08/2019, 07:19 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Sejumlah mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung DPRD Kota Bekasi di Jalan Chairil Anwar, Bekasi Timur, Senin (26/8/2019) siang kemarin, bertepatan dengan agenda pelantikan anggota DPRD Kota Bekasi periode 2019-2024.

Mereka sengaja mengambil momen itu untuk menyuarakan aspirasinya.

Berikut adalah sejumlah fakta terkait aksi unjuk rasa itu:

Tak sampai 50 orang

Para mahasiswa yang berunjuk rasa sejak pukul 11.00 WIB itu tak sampai 50 orang jumlahnya. Beberapa di antaranya mengenakan pakaian berlogo PMII (Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia) dan HMI (Himpunan Mahasiswa Islam).

Baca juga: 5 Fakta Pelantikan Anggota DPRD Kota Bekasi 2019-2024

Mereka kalah jumlah dengan aparat yang menghalangi mereka di Jalan Chairil Anwar, di depan gedung DPRD Kota Bekasi. Meski demikian, hal itu tak menyurutkan niat mereka menyuarakan aspirasi.

Dihalangi polisi

Para mahasiswa bersikeras ingin menemui para anggota dewan terpilih pada aksi unjuk rasa itu. Namun, niat mereka tak kesampaian lantaran aparat membendung mereka.

Mahasiswa lalu beradu mulut dengan polisi. Polisi tak mengizinkan mereka masuk ke gedung DPRD dengan alasan sedang ada agenda pelantikan.

“Justru karena sedang pelantikan. Apakah setelah ini Bapak bisa menjamin mereka bakal ada di sini terus setiap hari?" seru seorang orator menanggapi polisi.

Tuding korupsi

Ketua Pengurus Cabang PMII Kota Bekasi, Husnul, menyatakan, aksi mereka bertujuan menuntut anggota DPRD Kota Bekasi periode 2019-2024 memahami tugas pokok dan fungsi sebagai wakil rakyat.

Ia menganggap, anggota dewan yang sudah-sudah bekerja dengan kualitas yang menurun.

"Penjadwalan yang molor, rapat-rapat yang dilaksanakan kerap kali tidak kuorum sehingga mengulur waktu, rapat paripurna kerap molor hingga berjam-jam," kata Husnul dalam keterangan yang diterima Kompas.com.

"Kami mengutuk keras anggota DPRD Kota Bekasi yang biasa kami sebut duit berdasi menggengam janji. Usut tuntas hari ini Kota Bekasi darurat korupsi," tambahnya.

Bentrok dengan polisi

Beberapa kali terlibat aksi dorong-dorongan, mahasiswa akhirnya bentrok dengan polisi pada sekitar pukul 13.30 WIB. Bentrokan bermula saat sejumlah mahasiswa membakar spanduk dan menggoyang-goyangkan pintu pagar dari luar gedung DPRD Kota Bekasi.

Salah satu dari mereka juga menendang-nendang pagar itu hingga sedikit koyak. Tak berselang lama, salah seorang polisi balas menendang pintu pagar itu dari dalam hingga hampir jebol.

Sejumlah polisi kemudian mengepung mahasiswa itu. Satu-dua mahasiswa yang tetap bertahan berakhir dengan digelandang polisi, lalu tak berselang lama dilepaskan kembali. Aksi unjuk rasa pun dibubarkan paksa pada sekitar pukul 14.00 WIB.

Pimpinan sementara DPRD ucapkan terima kasih

Pimpinan sementara DPRD Kota Bekasi dari PKS, Saifuddaulah, mengucapkan terima kasih atas unjuk rasa para mahasiswa. Dia mengapresiasi kehadiran mahasiswa itu.

"Mereka punya hak untuk memberikan masukan, evaluasi, dan kritikan kepada DPRD sebagai penyelenggara pemerintahan," ujar pria yang akrab disapa Daulah tersebut usai pelantikan.

Ia lantas menyatakan bahwa pihaknya terbuka untuk mendengarkan aspirasi dan evaluasi dari mahasiswa. Daulah juga berjanji akan menindaklanjuti aspirasi para mahasiswa, walaupun kenyataan di lapangan tak seorang pun anggota dewan yang bersua dengan para mahasiswa untuk mengetahui aspirasi mereka.

Baca juga: Anggota DPRD Kota Bekasi Resmi Bertugas, Ini Kata Wali Kota

"Kami nanti akan menindaklanjuti aspriasi, jika memang itu sesuai tupoksi kami akan tampung, kemudian nanti akan ditindakanjuti dengan pertemuan pimpinan fraksi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' ke RS Polri

Isak Tangis Iringi Pengantaran 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" ke RS Polri

Megapolitan
Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Kebakaran Toko Bingkai Saudara Frame Padam, Arus Lalin Jalan Mampang Prapatan Kembali Normal

Megapolitan
Sebelum Toko 'Saudara Frame' Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Sebelum Toko "Saudara Frame" Terbakar, Ada Percikan Api Saat Pemotongan Kayu

Megapolitan
Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Kondisi Karyawan Selamat dari Kebakaran Saudara Frame, Salah Satunya Luka Bakar Hampir di Sekujur Tubuh

Megapolitan
Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Polisi: Ada Luka di Dada dan Cekikan di Leher Jasad Perempuan di Pulau Pari

Megapolitan
144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

144 Kebakaran Terjadi di Jakarta Selama Ramadhan, Terbanyak di Jaktim

Megapolitan
Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Wanita Ditemukan Tewas di Dermaga Pulau Pari, Polisi Periksa 3 Teman Dekat Korban

Megapolitan
Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Cerita Warga Habiskan Uang Jutaan Rupiah untuk Bagi-bagi THR di Hari Lebaran

Megapolitan
Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Anggota DPRD Pertanyakan Besaran Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik 'Saudara Frame' Tinggal di Lantai Tiga Toko

Tewas Terjebak Kebakaran, Keluarga Pemilik "Saudara Frame" Tinggal di Lantai Tiga Toko

Megapolitan
Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Kadis Dukcapil: 92.432 NIK Warga Jakarta Bakal Dinonaktifkan Awal Pekan Depan

Megapolitan
Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Sayur-mayur Membawa Berkah, Sarmini Bisa Menyekolahkan Anaknya hingga Sarjana

Megapolitan
Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Petugas Beberkan Sulitnya Padamkan Api yang Membakar Toko Bingkai Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Polisi Ungkap Ada Karyawan Semprot Bensin untuk Usir Rayap Sebelum Kebakaran Saudara Frame Mampang

Megapolitan
Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Warga DKI yang NIK-nya Dinonaktifkan Bisa Ajukan Keberatan ke Kantor Kelurahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com