Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah mengumumkan ibu kota negara akan pindah ke Kalimantan Timur (Kaltim). Jokowi menyampaikan hal itu dalam konferensi pers di Istana Negara, Jakarta, Senin (26/8/2019) lalu.
"Lokasi ibu kota baru yang paling ideal adalah di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur," kata Jokowi.
Baca juga: Menerka Bentuk Pemerintahan di Ibu Kota Baru
Jokowi menyatakan, keputusan itu dilakukan setelah pemerintah melakukan kajian intensif.
Dia menyebutkan, ada sejumlah alasan pemindahan ibu kota negara. Salah satunya adalah beban Jakarta yang sudah terlalu berat. Alasan lain, beban Pulau Jawa yang semakin berat dengan penduduk 150 juta atau 54 persen dari total penduduk Indonesia.
Lalu apa kata tiga mantan gubernur DKI Jakarta tentang rencana pemindahan ibu kota negara itu? Simak lanjutan beritanya di sini.
Seorang istri (AK) di Jakarta Selatan menyewa empat pembunuh bayaran untuk membunuh suami dan anak tirinya. Para pembunuh bayaran itu melakukan aksinya dengan membunuh target lalu membakar jenazah mereka di daerah Sukabumi, Jawa Barat.
Menurut polisi, AK merencanakan pembunuhan terhadap suaminya, Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan anak tirinya, M Adi Pradana alias Dana (23), karena terlilit hutang.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, AK berniat menjual rumah di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan untuk membayar hutang. Namun, Edi menolak permintaan istrinya itu dan mengancam membunuh AK jika rumah tersebut dijual.
Baca juga: Sengketa Penjualan Rumah Jadi Alasan Istri Sewa 4 Pembunuh Bayaran Habisi Suami dan Anak Tiri
"Istri ini inisial AK mempunyai hutang. Kemudian dia ingin menjual rumahnya. Tapi suami ini (Edi) mempunyai anak jadinya tidak setuju dan dia mengatakan kalau menjual rumah ini 'kamu (AK) akan saya bunuh'," kata Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (27/8/2019).
Argo mengungkapkan, AK merasa kesal dengan penolakan itu. Ia meminta bantuan suami mantan pembantunya untuk mencari pembunuh bayaran guna menghabisi nyawa suami dan anaknya.
"Yang bersangkutan (AK) pernah mempunyai pembantu, pembantu ini sudah tidak ada lagi di situ (di rumahnya). Dia (pembantunya) seorang perempuan dan suami pembantu ini disuruh menghubungi dua orang yang ada di Lampung," ungkap Argo.
Dua pembunuh bayaran berinisial S dan A datang ke Jakarta menggunakan travel. Keduanya bertemu dengan AK dalam mobil di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan.
Berapa bayaran yang dijanjikan AK kepada empat pembunuh bayaran itu dan bagaimana mereka mengeksekusi korban? Simak beritanya di sini.
Sejumlah video mengenai penusukan yang terjadi di restoran Banainai di Lantai 1 Mall Pluit Village menjadi perbincangan di media sosial. Peristiwa penusukan yang dilakukan oleh seorang pegawai restoran itu terhadap rekannya terjadi pada Minggu (25/8/2019) malam.
Kanit Reskrim Metro Penjaringan, Kompol Mustakim mengatakan, pelaku bernama Yogi Dawamul Hidayat (22). Yogi menusuk korban bernama Asela Rumapea (36). Peristiwa itu bermula ketika pada Minggu sore sekitar pukul 15.30 WIB, korban terlibat cekcok dengan pelaku di lokasi tersebut.
"Pelaku ingin dipecat dan dilaporkan ke bos bahwa telah memukul korban. Karena ribut mulutnya itu gak ada titik temu, korban meninggalkan pelaku," kata Mustakim saat dikonfirmasi, Senin.
Yogi kemudian meninggalkan mall tersebut menuju indekosnya untuk mengambil sebuah pisau panjang. Setelahnya, ia kembali ke mall.
Di sana, keduanya kembali terlibat cekcok.
"Nah terus pelaku gak senang, pelaku mengambil pisau kecil yang ada di dapur dan menusukkan pisau ke leher kiri korban," kata Mustakim.
Bagaimana kondisi korban setelah kejadian itu? Ikuti lanjutan beritanya di sini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.