JAKARTA, KOMPAS.com - AirVisual mencatat polusi udara Jakarta pada Kamis (29/8/2019) tertingi di dunia.
Hingga pukul 12.07, indeks kualitas udara (air quality index/AQI) Jakarta sebesar 175.
Setelah Jakarta, ada Lahore, Pakistan dengan angka AQI sebesar 160 dan Kabul, Afghanistan dengan angka AQI 146.
Dengan kondisi ini, Jakarta siang ini menjadi kota dengan polusi udara terburuk di dunia.
Pengukuran AirVisual terhadap kualitas udara dilakukan menggunakan parameter PM (particulate matter) 2,5 alias pengukuran debu berukuran 2,5 mikron berstandar US AQI.
Baca juga: Jakarta Darurat Polusi Udara, Studi Ungkap Hubungannya dengan Gangguan Mental
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan, ambang batas sehat konsentrasi PM 2,5 di sebuah kota tak dapat lebih dari 25 mikrogram per meter kubik dalam 24 jam.
Laman resmi AirVisual mencatat konsentrasi PM 2,5 di udara Jakarta saat ini mencapai 101,3 mikrogram per meter kubik.
Wilayah Kemayoran, Jakarta Pusat menjadi daerah dengan tingkat polusi tertingi dengan skor kualias udara 182 (PM 2,5).
Baca juga: Aktivis Akan Cabut Gugatan Kasus Polusi Udara asal...
Kemudian disusul Rawamangun, Jakarta Timur dengan skor kualitas udara 177 (PM 2,5).
Wilayah Mangga Dua juga tercatat udara kotor dengan skor kualitas udara 173 (PM 2,5).
Buruknya kualitas udara di Jakarta bisa memicu gangguan jatung dan paru-paru. Kualitas udara yang buruk ini juga bisa mengganggu kelompok sensitif.
Bagi sebagian orang yang sensitif direkomendasikan mengurangi kegiatan luar ruangan. Bagi masyarakat yang berkegiatan di luar ruangan dianjurkan untuk mengenakan masker polusi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.